Mengenal Virus Cacar Monyet, Penularan dan Pencegahannya

RADARSUMBAR.COM – Virus cacar monyet tengah menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Tepatnya setelah Kementerian Kesehatan RI mengumumkan data-data terkait penyebaran cacar monyet. Dalam pernyataan resminya, pasien di Tanah Air yang terserang virus ini mencapai puluhan orang.

Hal tersebut sontak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Tak sedikit pihak yang merasa cemas jika wabah itu akan meluas seperti Covid-19 dua tahun silam.

Lantas apa sebenarnya penyakit cacar monyet? Bagaimana mereka bisa menular dan apakah sudah ada obatnya?

Pafiraya.org sebagai Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, cabang Kabupaten Raya, Sumatera Utara, akan menjelaskan detail-detailnya untuk mengedukasi masyarakat.

Mengenal Virus Cacar Monyet (Mpox)

Pada dasarnya, cacar monyet merupakan penyakit langka yang terjadi akibat infeksi virus. Kendati namanya “cacar monyet”, bukan berarti penularannya selalu lewat kontak langsung dengan monyet. Namun, virusnya menular dari hewan ke manusia (zoonosis) atau kontak manusia ke manusia.

Virus cacar monyet sendiri pertama kali teridentifikasi pada tahun 1970 di Kongo, Afrika. Mereka kerap muncul di kawasan hutan hujan tropis Afrika Tengah maupun Barat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kasusnya menyebar ke berbagai negara di luar Afrika, yang memicu kekhawatiran global.

Faktor Penyebab Cacar Monyet

Berdasarkan laman Wikipedia, penyebab utama cacar monyet adalah virus dari family Orthopoxvirus. Virus tersebut bisa menginfeksi berbagai jenis hewan. Termasuk tikus, tupai dan sejumlah hewan primata. Adapun penularannya kepada manusia biasa terjadi melalui:

Gejala pada Penderita Cacar Monyet

Secara umum, gejala cacar monyet dapat muncul dalam waktu 5 sampai 21 hari pasca terpapar virus. Gejala awal yang sering muncul mulai dari demam tinggi, nyeri kepala, pembesaran kelenjar getah bening dan sakit otot atau kelelahan.

Beberapa hari setelah gejala awal muncul, ruam akan mulai berkembang. Ruam ini biasanya muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam memiliki beberapa tahap, mulai dari bintik-bintik merah, benjolan berisi cairan hingga koreng.

Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Melansir dari keterangan Kementerian Kesehatan, jumlah kasus cacar monyet di Indonesia hingga 17 Agustus 2024 sebanyak 88 orang. 87 orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh.

Jumlahnya terdiri atas Jakarta (59 pasien), Jawa Barat (13 pasien), Banten (9 pasien), Jawa Timur (3 pasien), DIY (3 pasien) dan di Sumatera tepatnya Kepulauan Riau (1 pasien).

Sementara itu, untuk saat ini, belum ada pengobatan khusus bagi penderita infeksi virus cacar monyet. Pengobatan yang tim medis berikan umumnya bersifat suportif. Dengan tujuan meredakan gejala sekaligus mencegah komplikasi.

Upaya Pencegahan

Jika melihat dari kasus, bahkan sudah ada yang masuk ke Pulau Sumatera, tentu ini menjadikan peringatan bagi kita agar selalu waspada. Pafiraya.org sebagai Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, cabang Kabupaten Raya, Sumatera Utara, mengajak masyarakat melakukan sejumlah upaya pencegahan

Cara terbaik guna mencegah penularan cacar monyet adalah menghindari kontak dengan hewan yang sakit, terutama di daerah endemik. Selain itu, ada beberapa langkah pencegahan lainnya yang cukup efektif seperti berikut ini.

Demikian tadi informasi tentang virus cacar monyet yang kini tengah menjadi perhatian dunia. Pastikan segera menghubungi dokter atau datang langsung ke fasilitas kesehatan terpercaya jika mengalami gejala-gejala seperti di atas. Semoga bermanfaat!

Exit mobile version