KESEHATAN, RADARSUMBAR.COM – Musim pancaroba seperti saat ini membuat tubuh mudah sakit, seperti radang tenggorokan dan dehidrasi yang kerap dianggap sama, padahal berbeda.
Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Christian I. Elim mengatakan, dehidrasi adalah saat tubuh kekurangan cairan.
Sehingga air yang keluar dari tubuh lebih banyak dibanding cairan yang masuk. Contohnya cuaca panas, tapi terus buang air kecil dan lupa minum air putih.
“Gejala dehidrasi ialah badan lemas, muncul rasa haus, dan bibir kering,” ujar dr. Christian yang dinukil dari laman HiMedik, Senin (10/8/2023).
Sedangkan, radang tenggorokan adalah keadaan tenggorokan yang terinfeksi oleh virus atau bakteri. Gejala keduanya pun berbeda.
Gejala radang tenggorokan adalah nyeri saat menelan, terasa agak gatal atau kering di tenggorokan.
Mirisnya, kata dr. Christian, sebagian besar kondisi dehidrasi tidak disadari, yang hasilnya kondisi ditemukan sudah bergejala berat, dan bisa berbahaya jika tidak segera ditangani.
Apalagi banyak orang saat dehidrasi malah mengonsumsi makanan kemasan tinggi gula. Kondisi ini bila dibiarkan terus menerus bisa menyebabkan infeksi saluran kemih hingga gagal ginjal.
Jika mengalami radang tenggorokan, diimbau tidak mengonsumsi makanan pedas yang membuat asam lambung meningkat dan memperparah kondisi.
Selain itu, baik dehidrasi maupun radang tenggorokan, sistem imun tubuh harus ditingkatkan. Kemudian, istirahat dan tidur yang cukup, makan makanan dan minuman yang bergizi, serta membawa tumbler untuk persediaan air minum.
“Kalau radang tenggorokan bisa sembuh sendiri sekitar tujuh hari, tetapi jika tidak sembuh maka sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter. Kalau dehidrasi, bisa dengan mengonsumsi air yang cukup supaya tenggorokan lebih lega,” jelas dr. Chris.
Terakhir dr. Chris mengingatkan, untuk mencegah dehidrasi dan radang tenggorokan disarankan konsumsi air mineral minimal 2 liter setiap harinya.
Perlu juga menghindari faktor pencetus, seperti istirahat yang cukup, rajin berolahraga, makan makanan yang bernutrisi, tidak berbagi makanan dengan orang yang sedang tertular. (rdr)