Setelah proses pengukiran selesai, selanjutnya dibuat wadah untuk memasang botol kaca ukir itu dengan lampu hias. Wadah tersebut menggunakan bahan dasar kayu yang juga sudah diukir atau dibuat sedemikian rupa. Lebih lanjut dijelaskan, dalam satu hari Rian bisa membuat sebanyak 2 botol kaca ukir.
Bahkan ada beberapa karya yang dibuat menghabiskan waktu sampai berminggu-minggu karena tingkat kerumitan motif yang dibuat sangat tinggi. Pada awal-awal pembuatan, Rian memang sempat mengalami kesulitan dalam mengukir di permukaan botol kaca bahkan sempat beberapa botol kaca pecah saat diukir. Namun seiring berjalannya waktu, kesulitan itu bisa diatasi.
Dia menambahkan, motif yang diukir di permukaan botol kaca bisa dipesan oleh pembeli sesuai dengan keinginan mereka. Pastinya semakin rumit dan besar botol kaca ukir yang dibuat maka akan semakin mahal harganya. “Harga satu botol kaca ukir ini berkisar antara Rp100 ribu sampai Rp200 ribu sesuai dengan bentuk motif atau kerumitannya dan ukuran botol kaca ukir tersebut,” tutur Rian.
Sementara itu untuk pemasaran kerajinan, saat ini Rian lebih memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan karya-karya seni yang ia buat. Pembeli sendiri tidak hanya berasal dari Provinsi Sumbar saja tapi beberapa daerah di luar Sumbar. Dari mengukir limbah botol kaca tersebut, Rian bahkan berhasil mendapatkan penghasilan sampai jutaan rupiah per bulan.
Penghasilan akan semakin bertambah jika ada momen tertentu seperti pernikahan, ulang tahun dan hari raya besar agama. “Jadi selain bisa mendukung program pengolahan atau daur ulang sampah, dari kerajinan ini bisa menambah penghasilan untuk kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Terakhir Rian berharap agar karya seni atau kerajinan botol kaca ukir ini bisa dikenal luas oleh masyarakat sehingga semakin banyak pesanan masuk maka akan terbuka lapangan pekerjaan dari kerajinan tersebut. (rdr)