Tidak cukup di situ, para dai dan khatib juga perlu memilah materi muatan dakwah dan khutbah yang moderat yang menghargai adanya keberagaman.
Hal tersebut juga menuntut adanya metode dan cara yang kreatif di ruang-ruang digital. “Masyarakat sekarang lebih fokus pada makanan halal atau tidak.”
“Tetapi mengabaikan konten dakwah keislaman yang berkembang di masyarakat sekarang yang terindikasi radikal dan menyimpang,” kata dia.
Menurut Haramain, masyarakat dituntut cerdas pada saat melakukan interaksi dengan media sosial. Semua dari diri kita, kata dia, harus bisa memilih dan memilah aneka konten yang bertebaran, terlebih muatan materi konten yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
LPBKI sendiri, lanjutnya, terus mentashih konten-konten dakwah, baik cetak maupun elektronik. Harapannya, masyarakat bisa mengkases dengan mudah sumber dan keaslian konten yang tersebar di media sosial.
“(Dengan ini) keragaman yan ada bisa bersama dalam suatu negara. Dengan keberagaman itu (kita) tetap sepakat kepada kesatuan. Salah satu upayanya adalah buku Islam washatiyah,” terangnya. (rdr/mui)