Ad Darani berkata: “Ibadah paling manis yang aku rasakan adalah ketika perutku melekat dengan punggungku”.
6. Menjerumuskan syubhat dan haram
Banyak makan bisa membuat seseorang terjerumus dalam perkara syubhat dan haram. Sebab, sesuatu yang halal tidak akan sampai kecuali untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Rasulullah bersabda:
اَلْحَلَالُ لَا يَأتِيْكَ إلّاَ قُوْتاً وَالْحَرامُ لاَ يَأتِيكَ إلاّ جُزَافاً
Artinya: “Barang halal itu tidak datang kepadamu melainkan sebagai kekuatan, sedangkan barang haram tidak datang kepadamu kecuali serampangan.”
7. Menyibukkan hati dan badan
Perut kenyang bisa membuat hati dan badan menjadi sibuk. Awalnya sibuk untuk mendapatkan makanan, kemudian menyajikan dan memakannya sampai habis.
Ketika sudah mulai terasa akan efek samping dan bahaya dari makanan, barulah sadar dan mulai mencari cara agar bisa selamat dari ancaman yang sudah mengintai. Rasulullah Saw bersabda:
أَصْلُ كُلِّ دَاءٍ الْبَرَدَةُ، يَعْنِيْ التُّخْمَةُ، وَ أَصْلُ كُلِّ دَوَاءٍ الأَزْمَةُ، يَعْنِيْ الْحِمْيَة
Artinya: “Pangkal segala penyakit adalah kekenyangan dan pangkal segala obat adalah diet (sedikit makan).”
Malik bin Dinar berkata: “Wahai saudara-saudaraku, aku telah bolak-balik masuk toilet, hingga aku malu kepada Tuhanku, sebab banyak makan. Andai saja Allah memberiku rezeki berupa krikil yang dapat kuisap hingga aku mati.”
Mengingat hal itu, terlalu banyak makan bisa mengakibatkan seseorang sibuk mencari dunia, thama’ pada manusia dan menyia-nyiakan waktu.
8. Kesulitan saat sakaratul maut
Terlalu banyak makan bisa menimbulkan kesulitan di akhir hayat dan sakaratul maut. Dalam sebuah keterangan disebutkan bahwa kesulitan saat sakaratul maut itu tergantung pada kadar kelezatan dunia yang dinikmatinya. Siapa saja yang banyak menikmati dunia, maka akan mendapatkan kesulitan lebih banyak.
9. Mengurangi pahala
Makan terlalu banyak bisa mengurangi timbangan pahala di akhirat kelak, Allah berfirman dalam Surat Al-Ahqaf [21] ayat 20:
اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَࣖ
Artinya: “(dikatakan kepada mereka,) ‘Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik dalam kehidupan duniamu dan bersenang-senang dengannya’. Pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu takabur di bumi, padahal tidak berhak (untuk sombong), dan (juga) karena kamu selalu durhaka.”
Terlalu banyak makan bisa diartikan dengan terlalu banyak menikmati kelezatan dunia, hal ini bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan ‘jatah’ kenikmatan di akhirat kelak.
10. Kesulitan di akhirat
Seseorang yang terlalu banyak makan saat di dunia bisa mengakibatkan kerugian dan kesulitan di akhirat kelak. Dia akan dihukum, dihisab, dicela, dan dicemooh karena lebih memilih menikmati kesenangan dunia.
Makanan halal yang dimakan akan dihisab oleh Allah, makanan haram yang dimakan akan dibalas dengan siksaan, dan segala keindahan dunia pada akhirnya akan binasa. (rdr/nu)