ISLAMI, RADARSUMBAR.COM – Makanan merupakan sumber utama penghasil energi pada tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya. Bagi umat Islam, sangat dianjurkan untuk sewajarnya saja, sebab makan berlebihan bisa membawa bahaya.
Makanan yang dimaksud tentu masih dalam kategori halal, karena makanan haram jelas akan membawa bahaya lebih banyak lagi. Bahaya makan berlebihan ini disinggung oleh Imam Al-Ghazali.
Menurutnya, ada 10 bahaya yang akan didapat seseorang ketika terlalu banyak mengonsumsi makanan, hal ini ia ungkap dalam kitab Minhajul Abidin (Beirut: Darul Basyair al-Islamiyah, 2001), halaman 201-209, sebagaimana berikut:
1. Hati jadi keras dan redup
Banyak makan bisa menyebabkan hati menjadi keras dan cahayanya jadi redup bahkan hilang. Rasulullah Saw bersabda:
لاَ تُمِيتُوا اَلْقُلُوبَ بِكَثْرَةِ اَلطَّعَامِ وَ اَلشَّرَابِ وَ إِنَّ اَلْقُلُوبَ تَمُوتُ كَالزَّرْعِ إِذَا كَثُرَ عَلَيْهِ اَلْمَاءُ
Artinya: “Janganlah kalian mematikan hati dengan banyak makan dan minum, sesungguhnya hati itu seperti tanaman yang akan mati apabila terlalu banyak air.”
Orang-orang saleh telah memberikan perumpamaan bahwa perut itu seperti periuk yang mendidih di bawah hati. Asapnya naik ke hati, semakin lama akan semakin banyak hingga membuat hati menjadi buram dan panas.
2. Mendorong berbuat dosa
Terlalu banyak makan bisa mendorong atau merangsang anggota tubuh untuk berbuat berlebihan dan tidak baik. Seseorang yang perutnya kenyang akan merangsang mata untuk melihat sesuatu yang tidak baik. Begitu pun pada telinga, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya akan terdorong untuk melakukan perbuatan dosa.
Menurut Abu Ja’far, perut itu akan memengaruhi pada anggota tubuh lain, jika perut lapar semua anggota tubuh jadi kenyang (tenang). Jika perut kenyang, semua anggota tubuh jadi lapar dan mendorong berbuat dosa. Secara umum, perbuatan seseorang itu tergantung dari apa yang dia makan dan minum.
Jika perutnya diisi barang haram, maka akan cenderung berbuat haram. Jika perut diisi sesuatu yang tidak berguna, maka akan cenderung berbuat sesuatu yang tidak berguna. Hal ini seolah menegaskan bahwa makanan itu seperti benih yang kemudian tumbuh menjadi perilaku anggota tubuh.
3. Kecerdasan berkurang
Makan berlebihan apalagi sampai membuat perut jadi buncit bisa menyebabkan berkurangnya kecerdasan dan ilmu. Ad Darani mengatakan bahwa jika seseorang menginginkan hajat dunia atau akhiratnya terpenuhi, maka ia harus mampu mengondisikan makannya.
Menurut Ad Darani, makan itu bisa memengaruhi akal. Hal ini adalah kenyataan yang sudah diketahui oleh orang yang sudah berpengalaman di bidangnya.
4. Semangat beribadah menurun
Terlalu banyak makan bisa menurunkan semangat beribadah. Dengan banyak makan bisa menaikkan berat badan, mata jadi mengantuk, dan anggota tubuh lain jadi lemah sehingga enggan untuk melaksanakan ibadah.
Sebuah istilah mengatakan: jika kamu termasuk orang yang perutnya buncit, anggap saja kamu sedang lumpuh. Dikisahkan, Iblis hampir saja menjerat Nabi Yahya, karena saat itu Nabi Yahya dalam keadaan kenyang. Sejak mengetahui bahaya itu, Nabi Yahya tidak pernah kenyang seumur hidupnya.
Sufyan Ats Tsauri berkata: “Ibadah itu ibarat pekerjaan, tempat bekerjanya itu khalwat dan perkakas untuk bekerjanya adalah lapar.”
5. Sulit merasakan manisnya ibadah
Banyaknya asupan makanan yang masuk ke dalam perut bisa mengakibatkan sulit merasakan manisnya ibadah. Abu Bakar As Shidiq berkata: “Sejak masuk Islam, aku tidak pernah merasakan kenyang agar aku bisa merasakan manisnya ibadah kepada Tuhanku. Dan aku tidak pernah menghilangkan dahaga agar aku rindu bertemu dengan Tuhanku.”
Inilah sifat orang-orang mukasyafah, Abu Bakar termasuk orang di dalamnya. Mengenai hal ini, Rasulullah Saw memberikan sebuah isyarat melalui sabdanya:
مَا فَضَلَكُمْ أَبُو بَكْرٍ بِفَضْلِ صِيَامٍ وِلاَ صَلاَةٍ، وَاِنَّمَا هُوَ بِشَيْءٍ وَقَرَ فِي صَدْرِهِ
Artinya: “Tidaklah Abu Bakar berhasil mengungguli kalian karena ia lebih banyak berpuasa dan shalat, akan tetapi dengan sesuatu yang tertanam di dalam dadanya.”