“Saya hari ini mendapatkan perak dan ini sangat saya syukuri karena dalam kondisi cedera ACL yang cukup berat. Terima kasih kepada masyarakat Solok yang telah mau turun ke jalan dan menyumbang untuk kami. Maaf kami belum dapat membawa emas pulang ke Solok,” katanya.
Hal serupa juga dialami Heru Fernandes, dia yang lahir dan tumbuh besar di Kabupaten Solok merasakan kekecewaan yang sangat mendalam karena tidak ada perhatian dari bupati kepada para atlet. Padahal dirinya dalam lima tahun terakhir memberikan medali emas Porprov Sumbar untuk Kabupaten Solok secara berurutan dari 2010 hingga 2018.
Dirinya diberi pekerjaan dari jalur prestasi namun setelah dua tahun bekerja dibuang begitu saja dengan diberhentikan bersama ribuan tenaga kontrak lainnya melalui kebijakan Bupati. “Kita atlet Solok yang mewakili Sumbar di PON. Tak wajar kami diperlakukan demikian karena kami berprestasi apalagi warga yang beriur untuk kami,” kata dia.
Ia mengucapkan terima kasih kepada warga Solok yang telah memberikan iuran kepada para atlet dan ini bentuk loyalitas yang diperlihatkan kepada semua orang. “Kita bangga kepada warga Solok tapi bukan kepada Bupatinya,” kata dia.
Menurut dia keberhasilan mendapatkan medali perak ini dipersembahkan kepada istri, orang tua dan kakaknya serta warga Solok yang memberikan dukungan moral dan materil untuk berjuang di PON Papua. (ant/rdr)