Oleh: Tommy TRD – Alumni Magister Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand)
Entah siapa yang membuat video viral itu pertama kalinya, tapi mereka layak mendapatkan reward dari kreasinya itu. Saya sendiri baru melihat cuplikan video anak-anak yang memilih calon presidennya itu H-1. Jadi secara termin waktu, itu adalah waktu paling krusial.
Menariknya lagi, hanya Prabroro dan Jangkar yang menjadi opsi anak-anak itu, melambangkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Seolah-olah calon presiden itu hanya 2 orang. Tidak ada nama Anies yang disebut dengan tidak benar di video itu.
Secara marketing politik, maka video viral itu ‘memasarkan’ Prabowo dan Ganjar, minus Anies. Dan seperti yang sudah dituliskan di atas, waktu kemunculannya pun benar-benar di waktu yang krusial, prime time.
Alhasil, pengalaman pribadi saya melihat sendiri, H-1 hingga hari H dan H+1, nama Prabroro dan Jangkar tetap menjadi sebutan. Bagi anak-anak yang sedang bermain bola, atau sebagai bahan lucu-lucuan bagi orang yang sedang ngopi di coffee shop ternama.
“Pokoknya Prabroro jadi presiden,” ucap bocah yang sedang bermain bola di sebuah halaman musala.
“Siapa yang menang ?”, “Prabroro !,” ujar sebuah percakapan dua pria di sebuah coffee shop.