Jokowi dan PDIP

Partai-partai yang mendukung Jokowi tahu bahwa dia faktor pemenang, bukan sebaliknya.

Politisi Partai Gelora, Erizal. (Foto: Dok. Istimewa)

Politisi Partai Gelora, Erizal. (Foto: Dok. Istimewa)

Oleh:

Erizal – Politisi

Jokowi mungkin harus mendukung Prabowo untuk membuktikan bahwa pengaruhnya itu ada terhadap partai, terutama PDIP. Agar PDIP di kemudian hari tak serta merta menganggap membesarkan Jokowi, bukan justru sebaliknya.

Belum apa-apa Jokowi sudah berani dicap sebagai pengkhianat. Pengkhianat karena dianggap kacang lupa akan kulitnya. Membesarkan anak harimau, yang karena sudah besar, menerkam tuannya. Seolah-olah peran Jokowi itu tak ada.

Padahal, tak pernah juga Jokowi itu didukung hanya oleh satu partai, yakni PDIP. Baik maju di Solo, DKI Jakarta, maupun maju menjadi calon Presiden. Partai-partai yang mendukung Jokowi tahu bahwa dia faktor pemenang, bukan sebaliknya.

Malah, tak hanya Jokowi, anak-anaknya pun seperti diklaim dibesarkan cuma oleh PDIP. Partai-partai lain yang ikut mendukung, baik di Solo maupun di Medan, seperti tak berharga. Apakah kalau tak didukung PDIP, Gibran dan Bobby, akan kalah?

Untung, Kaesang bergabung ke PSI, bukan ke PDIP. Malah, langsung menjadi Ketua Umum. Apa dulu kalau Megawati yang maju melawan Prabowo, Megawati bisa menang. Bisa dijawab tidak. Tapi menihilkan jasa PDIP juga tak patut.

Politik memang tak bisa dihukum hitam-putih serampangan. Kalau tak ikut garis partai, maka dianggap pengkhianat. Lu kami yang besarkan. Tak bisa begitu. Menganggap orang yang telah berbuat tak berbuat. Mungkin harus dibuktikan. (*)

Exit mobile version