Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar sebagai Wujud Penghargaan atas Jasa Besar Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Gubernur menampik anggapan sebagian pihak, yang menilai penyempurnaan nama Masjid Raya hanya bermotif pada kepentingan peluang investasi dan kerja sama dengan Timur Tengah.

ubernur Mahyeldi menekankan bahwa keputusan menyempurnakan nama Masjid Raya Sumbar menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi' adalah wujud penghargaan atas jasa ulama dan Imam Besar Masjidil Haram tersebut. (Foto: Dok. Adpim)

ubernur Mahyeldi menekankan bahwa keputusan menyempurnakan nama Masjid Raya Sumbar menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi' adalah wujud penghargaan atas jasa ulama dan Imam Besar Masjidil Haram tersebut. (Foto: Dok. Adpim)

LUBUK BASUNG, RADARSUMBAR.COM – Gubernur Mahyeldi menekankan bahwa keputusan menyempurnakan nama Masjid Raya Sumbar menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi adalah wujud penghargaan atas jasa ulama dan Imam Besar Masjidil Haram tersebut, yang juga tempat berguru bagi banyak ulama besar, baik dari Sumbar maupun daerah lainnya di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Gubernur di sela peresmian Pondok Pesantren Modern Al-Bukhari di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Kamis (18/4/2024) siang.

Oleh karena itu, Gubernur menampik anggapan sebagian pihak, yang menilai penyempurnaan nama Masjid Raya hanya bermotif pada kepentingan peluang investasi dan kerja sama dengan Timur Tengah.

“Tujuan utama kami menyempurnakan nama Masjid Raya tentu saja wujud penghargaan kita terhadap jasa besar Syekh Ahmad Khatib. Bayangkan, betapa bangganya kami, beliau Ulama Besar asal Ranah Minang yang pernah menjadi Imam Besar di Masjidil Haram. Lalu, beliau adalah guru dari ulama-ulama di Ranah Minang, bahkan guru bagi ulama-ulama besar Nusantara. Tentu penghargaan ini sudah selayaknya kami sematkan,” katanya.

Selaku Ulama dan Imam Besar Masjidil Haram, kata Gubernur Sumbar, Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi telah ikut mendidik para ulama besar seperti ulama pendiri NU, KH Hasyim Ashari, ulama pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan; ulama pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Syekh Sulaiman Ar Rasuli (Inyiak Canduang), dan banyak ulama lain di generasi yang sama, yang kemudian juga menjadi guru bagi ulama-ulama besar dari generasi setelahnya.

“Dari hal ini kita dapat memastikan, bahwa jasa Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi begitu besar bagi bangsa ini, terutama sekali dalam mencerdaskan kehidupan bergama, berbangsa, dan bernegara kita,” ucap Gubernur lagi.

Di samping itu, Mahyeldi juga mengemukakan beberapa alasan lain di balik keputusan menyempurnakan nama bagi masjid kebanggaan masyarakat Sumbar tersebut.

Di antaranya ialah mewujudkan apa yang telah direncanakan juga oleh Gubernur Sumbar sebelumnya, merangsang generasi muda Sumbar agar terinspirasi pada sosok Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, serta kemudian baru tujuan ekonomi dalam bentuk rencana kerja sama dan investasi dengan Timur Tengah.

“Jadi saya tekankan, alasan ekonomi itu alasan terakhir kalau hendak diurutkan. Sebab patut diketahui juga, bahwa rencana penggunaan nama Syekh Ahmad Khatib sudah diusulkan sejak zaman Gubernur Sumbar sebelumnya, Bapak Gamawan Fauzi. Namun saat itu belum direspons secara jelas oleh ahli waris keluarga Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi sendiri,” katanya.

Oleh sebab itu, Gubernur berharap seluruh pihak dapat mendukung dan melihat keputusan penyempurnaan nama masjid raya tersebut dari sudut pandang yang lebih jernih. Direncanakan, penyempurnaan nama itu sendiri akan diresmikan pada tanggal 8 Juli 2024 mendatang, atau bertepatan dengan 1 Muharram 1446 Hijriah.

“Kami sudah bertemu dengan ahli waris keluarga besar Syekh Ahmad Khatib di Saudi awal April lalu. Izin sudah kami peroleh. Informasinya, sekitar 50 orang anggota keluarga besar Syekh Ahmad Khatib dari berbagai latar belakang pekerjaan, akan ikut hadir di Sumbar saat peresmian tanggal 8 Juli nanti,” tuturnya. (rdr)

Exit mobile version