PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Novrizon blak-blakan soal pemecatan dirinya dari Partai Demokrat pada Selasa (23/5/2023) siang.
Kepada sejumlah awak media, dirinya menyebut telah mengundurkan diri dari partai berlambang Mercy tersebut sejak 16 Februari 2023 lalu.
“Saya telah mengundurkan diri sejak Februari lalu, dan itu ditandatangani materai,” katanya.
Ia menyebut keluar dari Partai Demokrat yang telah ia rintis dan membesarkan namanya karena soal kenyamanan berpolitik dan kesehatan mental dirinya secara pribadi.
“Saya sudah membulatkan tekad untuk tetap maju sebagai caleg DPRD Sumbar, namun dari partai yang berbeda,” katanya.
Selain itu, katanya, Partai Demokrat tidak berhak memecat dirinya sebagai anggota DPRD, karena keputusan pemberhentian seorang wakil rakyat itu berdasarkan keputusan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
“Yang berhak memberhentikan saya itu Mendagri, maka sampai sekarang saya ini adalah anggota DPRD Sumbar dari Fraksi Partai Demokrat. Kalaupun saya dipecat, saya belum terima tuh suratnya sampai detik ini,” katanya.
Novrizon juga tidak menampik bahwa sengaja memasang spanduk yang menyebut dirinya sudah tak lagi di Partai Demokrat dan memiliki masalah pribadi dengan Ketua DPD Demokrat Sumbar, Mulyadi.
“Memang sengaja saya pasang itu, di Agam dan Bukittinggi, bahkan ada salah satu spanduk itu yang berada tak jauh dari kediaman Mulyadi ini,” ucapnya.
Tujuan pemasangan spanduk itu, katanya, selain sebagai bentuk perlawanan, juga sebagai informasi bahwa dirinya bukan lagi kader dari Partai Demokrat.
“Itu juga sebagian trik marketing (politik) lah, saya pasang di depan kediamannya itu yah karena di sana strategis dan ramai masyarakat,” katanya.
Bahkan, kata Novrizon, dirinya juga berniat hendak memasang baliho serupa di kawasan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.
Langkah yang diambil oleh pria bertubuh mungil itu sebagai bentuk kekecewaan dirinya kepada Mulyadi.
Dirinya juga membeberkan sejumlah bukti percakapan Mulyadi yang diduga meminta uang pokok pikiran (pokir) kepada dirinya untuk lampu penerangan jalan.