Dalam pelaksanaan misi, tim terbagi dalam dua kelompok kerja, yaitu bagian pemotretan manuskrip dan pengisian metadata. Saat proses pendigitalan ditemukan beberapa koleksi naskah kuno yang sudah rusak dengan kondisi mengkhawatirkan.
“Tentu saja ke depan diperlukan satu usaha khusus untuk merestorasi manuskrip-manuskrip yang rusak dan mendekati kerusakan,” katanya.
Menurutnya, khazanah manuskrip yang telah didigitalkan akan diunggah ke situs Wikimedia Commons, yaitu repository berkas multimedia yang bebas dan terbuka. Dengan harapan siapa pun dapat memanfaatkan dan mengakses hasil digitalisasi tersebut.
Keterbukaan pengetahuan ini diharapkan dapat membuka peluang-peluang kajian dalam berbagai disiplin.
“Kami menyadari bahwa masih banyak manuskrip di Sumbar yang perlu dan urgen untuk diselamatkan. Kali ini koleksi Syek Abdul Latif Syakur, ke depan masih ada puluhan koleksi lainnya yang tersebar di berbagai tempat di Sumbar,” katanya.
Program Wikisource Loves Manuscripts (WILMA) dilaksanakan di Sumatera Barat (Sumbar) adalah misi ketiga setelah Bali dan Yogyakarta.
WILMA merupakan program yang diinisiasi oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattullah dan Wikimedia Foundation. Program ini bergerak dalam pendigitalan naskah kuno (manuskrip). (rdr/ant)