Fase IOD positif sering ditandai dengan berkurangnya curah hujan dari normalnya. Sebaliknya IOD negatif dapat meningkatkan curah hujan. Khusus di Sumbar lebih dominan dipengaruhi kondisi IOD yang disebabkan jarak yang lebih dekat.
“Untuk IOD positif tercatat terjadi pada September hingga November 2018 dan Mei hingga November 2019,” ujarnya.
Secara umum pada 2023 BMKG memprediksi puncak El Nino terjadi pada Oktober 2023. Kemudian Indeks Elnino Southern Oscilation (Enso) Agustus 2023 berada di kategori moderat dengan nilai 1.148. Diprediksi kondisi tersebut bertahan dalam fase moderat hingga November 2023 dan kembali melemah pada akhir 2023.
“Meskipun demikian, sebagian lembaga meterologis dunia memprediksi ada peluang El Nino kuat,” kata dia.
Sebagai tambahan informasi, Enso atau El Nino merupakan pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu perairan di bagian tengah dan timur Samudera Pasifik wilayah tropis. El Nino kembali terdeteksi pada pertengahan Maret 2023 yang diawali indeks lemah menuju moderat.
Peristiwa El Nino mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Fenomena ini akibat interaksi lautan dan atomsfer/udara yang mempengaruhi cuaca dan iklim dunia secara global maupun regional. (rdr/ant)