“Dewasa ini, permintaan terhadap produk pangan yang sehat semakin meningkat. Masyarakat kita semakin sadar akan bahaya dan dampak negatif pemakaian bahan kimia sintesis di bidang pertanian. Masyarakat semakin arif memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan,” katanya.
Ia menyebut hal itu merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Apalagi pertanian organik berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) sebagai pupuk tanpa bahan-bahan kimia sintesis.
Hal itu sekaligus menjadi solusi bagi petani untuk menghadapi kelangkaan dan kemahalan pupuk buatan (anorganik) dan pestisida kimia.
Mahyeldi menambahkan untuk mendukung pengembangan pertanian organik itu Pemprov Sumbar juga mendorong terbentuknya Klinik Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Saat ini, tercatat sebanyak 29 Klinik PHT yang aktif di seluruh Sumbar. (rdr/ant)