“Nah bagaimana kita bisa mengajak masyarakat ini bersikap dengan baik terhadap agamanya, orang sudah baik agamanya, pasti dia akan baik. Sesuai yang saya katakan tadi, agama adalah nasehat. Kita sedang memberikan nasehat kepada siapa, pemimpin kita, dan kepada seluruh kaum muslimin, tentu hal-hal yang terbaik mereka bisa buktikan,” ujar Dafrizal.
Dafrizal menceritakan, dia mengetahui paham radikalisme ini ketika 2002 lalu, saat dirinya masih duduk kelas dua di SMK.
“Ketika itu saya sudah mendapat pemikiran Negara Islam Indonesia. Saya cukup lama di sana, wilayah teritorial yang saya ayomi di Pesisir Selatan. Itu target wilayah, posisi saya waktu itu sebagai amirnya Kabupaten Pesisir Selatan,” katanya.
Selama berada di lingkungan NII, dirinya melihat dan merasakan ada keyakinan agama yang dianut golongan ini berbeda dan berseberangan dengan negara, dengan menganuti ideologi Pancasila dan UUD.
“Mereka mudah mengkafirkan orang lain yang berada di luar kelompoknya. Penyimpangan lainnya, segi akidah, dalam memahami kafir, NII dulunya mudah mengkafirkan orang Islam. Termasuk polisi menjalankan UU sosial. Musuh kami penegak hukum,” ujarnya.
Penyimpangan kedua, dalam ibadah. Mereka melakukan salat berkamuflase dengan jamaah yang lain. Sebab, mereka tidak mewajibkan syariat, karena mereka berpatokan pada Madinah. Sementara Indonesia ini mereka anggap masih Mekkah.
“Jadi mereka berpatokan di sana. Sebab, saat Rasulullah dulu waktu di Mekkah fasenya dakwah. Ketika nabi di Madinah negara Islam sudah terbentuk baru diberlakukan syariat. Itulah pedoman mereka,” jelasnya.
Terakhir Dafrizal mengatakan, ketika dirinya sadar akan penyimpangan dari NII, ketika kelompok tersebut menganggap di luar kelompok mereka adalah kafir. Sementara waktu itu, orangtuanya bukan bagian dari kelompok tersebut.
“Ketika mereka menganggap orang itu kafir, darahnya halal dan hartanya bisa dicuri. Dari sana saya tersentak kalau ajaran ini salah dan kembali bertaubat,” ujarnya.
“Untuk itu kami mengimbau mari kita jaga keutuhan Negara kita, mari kita doakan pemimpin-pemimpin kita,” pungkasnya menambahkan. (rdr/mc)