Dinas Pertanian Agam Catat Peningkatan Produksi Padi 6.487 Ton di 2024, Surplus Beras 134 Ton

Kepala Dinas Pertanian Agam Arief Restu. HO/Humas Pemkab Agam

LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatatkan peningkatan signifikan dalam produksi padi pada tahun 2024. Produksi padi naik dari 341.351,8 ton pada 2023 menjadi 347.739,3 ton pada 2024, berkat berbagai program pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan.

Kepala Dinas Pertanian Agam, Arief Restu, menjelaskan bahwa peningkatan produksi padi sebesar 6.487,5 ton ini juga diiringi dengan kenaikan luas panen, yang meningkat dari 68.230 hektare pada 2023 menjadi 69.117,6 hektare pada 2024, atau bertambah 887,6 hektare. Dengan hasil tersebut, Kabupaten Agam berhasil mencatat surplus beras sebesar 134,396 ton.

“Ini menunjukkan konsistensi Kabupaten Agam dalam meningkatkan produksi beras daerah,” ungkap Arief Restu di Lubuk Basung, Selasa.

Arief menambahkan bahwa capaian tersebut tidak lepas dari berbagai program yang menyentuh langsung pembangunan pertanian di Agam, seperti bantuan benih unggul, perbaikan jaringan irigasi, pembangunan jalan usaha tani, serta bantuan alat mesin pertanian (alsintan).

Meskipun beberapa areal sawah di daerah sentra padi terdampak banjir bandang akibat erupsi Gunung Marapi dan tidak dapat ditanami, Dinas Pertanian Agam mengambil langkah strategis dengan mengoptimalkan penanaman padi di sawah tadah hujan. Melalui program pompanisasi, sebanyak 77 unit pompa telah disalurkan untuk memastikan petani tetap dapat melakukan penanaman meskipun di musim kemarau.

Keberhasilan ini, menurut Arief, tak lepas dari komitmen Pemerintah Kabupaten Agam untuk terus mengoptimalkan lahan pertanian serta sarana dan prasarana yang mendukung sektor pertanian. Pemkab Agam juga aktif mendorong gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pengawalan pupuk bersubsidi, serta pendekatan penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas petani.

Kedepan, Dinas Pertanian Agam berencana untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar petani dapat menurunkan biaya produksi dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Penyuluhan dan bimbingan teknis juga akan diberikan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengolah dan memproduksi pupuk serta pestisida sendiri.

“Dengan program sekolah lapang bertema ‘Basawah Pokok Murah’, kami bertujuan menurunkan biaya produksi namun tetap meningkatkan hasil pertanian,” tambah Arief. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version