LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Beberapa nelayan di Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tidak bisa melaut dampak mereka kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar semenjak 1 Juli 2023.
Salah seorang nelayan, Boy Basri Tanjung di Lubuk Basung, Minggu, mengatakan ia beserta nelayan lainnya tidak bisa membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar di Stasiun Pengisian Baha Bakar Umum Untuk Nelayan (SPBU-N) untuk kapal dibawah 30 Gross Tonnage (GT) semenjak 1 Juli 2023.
“Kami tidak bisa mendapatkan bio solar di SPBU-N akibat tidak memiliki barcode dari PT Pertamina,” katanya.
Ia mengatakan, dengan kondisi kesulitan mendapatkan bio solar kapal yang dimiliki jenis bagan dengan mesin 25 Gross Tonnage (GT) terpaksa bersandar di Pulau Tangah tidak jauh dari bibir pantai.
Di Pulau Tangah dan Pilau Ujung itu ada sebanyak 21 kapal bersandar jenis bagan, tonda dan lainnya.
“Kami mengamankan kapal di pulau tersebut agar terhindar dari angin kencang, karena pelabuhan tidak ada di Pantai Tiku,” katanya.
Ia menambahkan, para pemilik kalal dan nelayan yang tidak memiliki barcode tersebut mencoba mendatangi operator SPBU-N.
Kedatangan puluhan pemilik kapal dan nelayan ke SPBU-N itu untuk menanyakan penyebab tidak mendapatkan barcode.
Ia berharap bantuan dan mempermudah untuk mendapatkan BBM jenis bio solar dan sebelumnya tidak ada pemberitahuan.
“Berikan solusi dan jangan kami dipersulit, kalau ada aturan bakal kami ikuti. Apabila tetap berlanjut, maka ekonomi nelayan bakal terganggu,” katanya.
Sementara Operator SPBU-N Hendra Syofian menambahkan penyebab nelayan tidak mendapatkan BBM jenis bio solar karena tidak mengantongi barcode, akibat tidak memiliki rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar.
“Apabila tidak memiliki surat rekomendasi, maka barcode tidak dikeluarkan oleh PT Pertamina dan mereka tidak mendapat BBM,” katanya.