Ia menambahkan, apabila Rp100 ribu simpanan pokok disepakati, maka dana yang terkumpul sebesar Rp100 juta. Kalau simpanan wajib Rp10 ribu per bulan, maka dana terkumpul mencapai Rp10 juta per bulan.
Dengan kondisi itu, ia yakin koperasi tersebut akan kuat karena dukung dana, ditambah pernyataan modal.
“Kita juga mengalokasikan dana desa untuk pelatihan anggota koperasi sebanyak 10 kali pertemuan pada 2024,” katanya.
Ia mengatakan, koperasi itu didirikan dengan alasan bahwa hari ini dihadapan dengan kemiskinan, putus sekolah dan pengangguran.
Mereka ingin merantau ke daerah lain untuk merubah hidupnya. Namun mereka tidak mendapat modal, karena modal dihadapan dengan rentenir dan bank.
“Bank sangat sulit untuk menebusnya, apalagi BI ceking. Mereka hanya membutuhkan dana Rp1 juta untuk modal usaha dagang, tetapi bank membatasi Rp10 juta,” katanya.
Alasan lainnya, selama enam tahun memimpin Wali Nagari Pasia Laweh program hanya membangun infrastuktur berupa jalan, pusat kesehatan, jembatan dan lainnya. Tetapi tidak memikirkan tentang ekonomi rakyat.
Untuk itu, pada kepemimpinan kedepan memilih tentang ekonomi dengan membentuk koperasi rakyat dari rakyat untuk rakyat.
“Kalau koperasi besar, maka masyarakat miskin akan terayomi sehingga masyarakat lebih maju secara ekonomi maupun segala bidang. Maka visi nagari maju dan visi nagari hidayah akan terwujud,” katanya. (rdr/ant)