Pemilih Pemula jadi Ceruk Suara Pemilu 2024 di Agam

Pemilih pemula termasuk kedalam kelompok rentan, karena kurangnya pengetahuan, terbatasnya akses data dan cenderung labil.

Ilustrasi Pemilu 2024. (Foto: Dok. Istimewa)

Ilustrasi Pemilu 2024. (Foto: Dok. Istimewa)

LUBUK BASUNG, RADARSUMBAR.COM – Akademi Pemilu dan Demokrasi Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan pemilih pemula merupakan lumbung suara di daerah itu dengan jumlah 55 persen pada Pemilu 2024.

“Sekitar 55 persen pemilih dari kaum milenial dari total daftar pemilih tetap sebanyak 388.000 pemilih,” kata Koordinator Akademi Pemilu dan Demokrasi Agam Okta Muhlia, Rabu (6/9/2023).

Ia mengatakan, jumlah pemilih milenial yang besar akan mempengaruhi para calon legislatif (caleg) dan calon presiden (capres) untuk bisa merebut hati para pemilih milenial.

Peserta pemilu harus mampu berkreasi yang kreatif untuk meyakinkan para pemilih milenial agar tidak salah dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2024 nanti. Generasi milenial setidaknya memiliki tiga karakter utama yakni, percaya diri, daya cipta dan terhubung.

“Dengan tiga karakter utama pemilih milenial ini dapat membawa perubahan pada demokrasi dan pembangunan bangsa. Keberadaan mereka juga bisa menjadi investasi untuk pembangunan yang lebih baik dimasa depan,” katanya.

Ia mengakui, pemilih pemula termasuk kedalam kelompok rentan, karena kurangnya pengetahuan, terbatasnya akses data dan cenderung labil.

Maka pendidikan politik dan diskusi kritis tentang demokrasi sangat penting digelar sesering mungkin bersama pemilih milenial.

“Kaum milenial akan lebih dinamis dan lebih cepat berubah persepsi politiknya, terutama sangat terpengaruh oleh lingkungan,” katanya.

Ia menambahkan kemampuan untuk menjaring informasi hoax dan informasi negatif lainnya perlu terus diasah bagi pemilih pemula.

Ini peluang bagi peserta Pemilu dan jika mampu mengelola dengan baik pemilih milenial bisa menjadi penentu kemenangan.

Menjadi tantangan besar untuk merebut hati para pemilih milenial dengan politik ide dan gagasan yang memajukan bangsa.

“Semoga kita semua dapat berpikir dan bertindak positif, sehingga pemilih milenial tidak terpengaruh oleh nilai-nilai politik yang kurang baik dari lingkungan. Kita harus mampu membuat diskusi dan bicara politik itu menarik bagi kawula muda,” tuturnya. (rdr/ant)

Exit mobile version