Ia menambahkan, ke 16 pelajar itu terjaring saat kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari dalam rangka mengantisipasi siswa keluyuran saat jam pelajar.
Setelah itu, mengantisipasi terjadinya tawuran antar pelajar di daerah itu yang selama ini marak di daerah lain.
“Mereka terpengaruh dengan adanya tawuran di media sosial, sehingga kita mengantisipasi agar tidak terjadi tawuran,” katanya.
Ia mengakui, selama Januari sampai 2 November 2023 sebanyak 200 siswa yang terjaring saat patroli rutin.
Dengan kondisi itu, ia mengimbau pihak sekolah meningkatkan patroli di sekitar sekolah dan bagi pemilik rumah kos agar mengawasi anak kos, karena rumah tersebut dijadikan salah satu lokasi berkumpul saat jam pelajaran. (rdr/ant)