Erman mengungkapkan, Pemko Bukittinggi berkomitmen untuk mengakhiri penyebaran HIV/AIDS, ketidaksetaraan sosial, bahaya pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai dan mengancam kesehatan manusia. Pemko juga fokus pada kesetaraan kampanye ini, untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama untuk pencegahan, pengujian dan perawatan penyakit HIV/AIDS.
Untuk antisipasi hal tersebut, tentu butuh kerjasama seluruh pihak, untuk mengantisipasi persoalan ini, khususnya dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
“Dua tahun terakhir, KPA tidak banyak kegiatan karena terkendala anggaran, selanjutnya akan kembali kita anggarkan, agar KPA dapat kembali bergerak untuk meminimalisir peningkatan kasus HIV/AIDS serta menahan laju dan mengurangi angka LGBT di Bukittinggi,” jelasnya.
Menurut dia, permasalahan itu harus dituntaskan secara bersama dengan KPA, alim ulama serta melalui dunia pendidikan dengan merencanakan untuk penambahan jam pelajaran bagi pelajar SD dan SMP. “Pelajar akan diberikan tambahan lima mata pelajaran, BAM, Fiqih, Alquran Hadist, Sejarah Islam, Aqidah Akhlaq, ini akan kita mulai pada awal tahun ajaran baru,” tutupnya. (ant)