Tidak lama kemudian, disaat dirinya mempersiapkan diri untuk berangkat dari Sungai Dareh ke Koto Baru, datang kembali telpon dari almarhum, menyampaikan bahwa dirinya sudah menuju RSUD Sungai Dareh untuk berobat.
Tentunya niat untuk ke Koto Baru batal dan menunggu almarhum sembari mengiringinya ke RSUD Sungai Dareh. Setiba di RSUD Sungai Dareh, almarhum langsung mendapat pelayanan dari pihak medis.
Sesuai dengan arahan dan saran dari pihak medis, bahwa Uwo Datuak Rajo Medan agar puasa, karena akan dilakukan rontgen. Sembari menunggu waktu jadwal rontgen tiba, maka Uwo Datuk Rajo Medan dibawa ke ruang inap untuk dapat beristirahat.
“Sekira pukul 16.00 Uwo memanggil saya dan mengatakan bahwa dadanya agak terasa sakit, nafasnya agak terasa sesak.”
“Saat itu, saya langsung menghampiri Uwo, sembari memegang tangannya. Tidak lama kemudian Uwo duduk, sembari saya urut punggungnya.”
“Beberapa menit saja, uwo langsung lemas dan lehernya terkulai. Setelah saya lihat wajah uwo, ternyata dirinya sudah meninggalkan kami semua,” terang Andreas sembari menepis air matanya.
Andreas juga berharap kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat untuk memaafkan segala kesalahan almarhum baik yang di sengaja, maupun tidak di sengaja. Maklum Uwo Datuk Rajo Medan memiliki pergaulan sangat luas.
“Tentu saja, ada kata-kata yang kurang pantas diucapkannya, maka dari itu, dari lubuk hati yang paling dalam kami atas nama keluarga memohon maaf,” tutupnya. (rdr)