Bawang merah yang sebelumnya tidak berharga kini terjual Rp23 ribu per kepang dengan berat 1 kilogram. Bawang kepang tersebut paling banyak diminati karena dijadikan sebagai oleh-oleh khas Alahan Panjang bagi wisatawan.
“Dulu sewaktu harga bawang masih stabil pernah juga menjual bawang kepang. Tapi hanya sekadar coba-coba,” katanya.
Namun sekarang, hampir semua bawang hasil panennya dijual dalam bentuk kepang. Ia mengaku paling banyak menjual bawang kepang pada Minggu kemarin karena pengunjung objek wisata vila kayu putih sangat ramai.
“Minggu kemarin paling banyak penjualan mencapai Rp1,7 juta per hari. Dan bawang yang paling banyak diminati memang bawang merah kepang. Biasanya kalau cukup ramai lumayan juga penjualan mencapai Rp700 ribu sampai Rp800 ribu per hari,” katanya.
Menurut Yanti, peluang usaha bawang merah kepang untuk daerah Alahan Panjang atau Kecamatan Lembah Gumanti sangat menjanjikan.
Apa lagi, Lembah Gumanti terkenal dengan daerahnya yang memiliki beragam objek wisata.
“Bawang merah kepang juga bisa dijadikan oleh-oleh khas Alahan Panjang. Coba kalau bisa diisi di setiap objek wisata yang ada di Alahan Panjang. Tentu ini akan menjadikan bawang merah dengan daya jual yang bernilai tinggi. Sekalipun harga anjlok petani tidak akan semenjerit ini,” katanya.
Dirinya berharap kepada pemerintah setempat untuk membantu para petani memberikan solusi dalam menyikapi harga tanaman bawang merah yang semakin anjlok. (rdr/ant)