AROSUKA, RADARSUMBAR.COM – Salah seorang petani bawang merah Yanti (40) di sentra produksi Desa Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) mengkreasikan bawang merah hasil panen di ladangnya menjadi bawang kepang oleh-oleh khas daerah itu yang paling banyak diminati wisatawan.
“Saya dan suami termasuk salah satu dari sekian banyaknya petani di daerah ini galau akibat murahnya harga bawang yang sudah berlangsung sejak lama,” kata Yanti, Senin (28/8/2023).
Ia menyebutkan sampai saat ini harga tanaman bawang masih anjlok.
Bahkan bawang merah untuk ukuran paling besar dan sudah dibersihkan hanya terjual Rp12 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp30 ribu per kilogram di tingkat petani.
“Itu pun untuk penjualannya sangat sulit. Bahkan ada bawang yang sudah panen dibiarkan berminggu-minggu di tempat pengeringannya karena tidak satu pun tauke yang menawar,” katanya.
Hal itu pun juga dirasakan oleh Yanti dan hampir saja membuatnya putus asa. Bawang miliknya bahkan sudah kering sempurna di tempat pengeringan namun tak kunjung ada yang membeli.
“Alhamdulillah rumah saya berdekatan dengan objek wisata vila kayu putih. Akhirnya muncul ide untuk menjual bawang merah dalam bentuk unik, yakni mengepang daunnya seperti kepangan rambut ke pengunjung vila,” katanya.
Ternyata ide Yanti membuahkan hasil. Bawang merah kepang miliknya paling banyak diminati wisatawan yang datang.