Andree mengatakan masalah pengelolaan sampah masih menjadi salah satu isu darurat yang harus ditangani saat ini. Hal itu mengingat timbulan sampah Kota Padang per harinya yang mencapai 647 ton dengan 64 persennya adalah sampah organik.
Sementara itu, praktisi budi daya maggot BSF, Resti Rahayu menerangkan maggot BSF yang dihasilkan memiliki kemampuan luar biasa dalam proses penguraian bahan-bahan organik, seperti sampah sayuran dan buah-buahan.
“Kemampuan maggot dalam mengurai sampah sangat cepat. Dalam waktu 24 jam mampu mengurai satu ton sampah organik. Manggot BSF juga dapat digunakan sebagai pakan ternak, seperti ikan dan unggas. Sementara sampah yang terurai menjadi kompos, sehingga menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi untuk mendukung pertanian berkelanjutan,” katanya.
Sentra budi daya maggot BSF yang pertama di Kota Padang itu terwujud hasil sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Kota Padang bersama PT Semen Padang yang didukung Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Organic Feed dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Melati Rawang.
Inovasi itu diharapkan bisa menjadi percontohan dalam penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah organik di Kota Padang. (rdr/ant)