PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota DPR RI asal Sumatra Barat (Sumbar) dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) dalam menangani fluktuasi harga kebutuhan pokok secara nasional. Buktinya, jelang Lebaran kali ini tidak terlihat kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok.
“Kegiatan operasi pasar yang rutin digelar cukup efektif membuat harga terkendali,” kata Andre Rosiade saat membuka acara Sosialisasi Kebijakan Sarana Perdagangan dan Logistik, Direktorat Sarana Perdagangan dan Logistik, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI, di Hotel Truntum Padang, Rabu (12/4/2023).
Acara ini juga dihadiri ketua panitia yang juga Wakil Ketua DPD Gerindra Sumbar, Nurhaida dan menghadirkan dua orang narasumber yakni Dosen Universitas Andalas (Unand) Padang Feri Arlius dan pengurus Kadin Sumbar Rahim Mardanis.
Andre menegaskan, saat ini masyarakat Indonesia mulai merasakan pulihnya ekonomi pasca hantaman badai Covid-19. DPR RI katanya, bersama-sama Kemendag berupaya untuk memulihkan keadaan dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, mengendalikan harga, pasokan dan distribusi sebagai komoditas khususnya barang kebutuhan pokok dan barang penting. “Tujuannya untuk pengendalian inflasi serta menjaga daya beli masyarakat,” papar Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Sementara itu Feri Arlius mengatakan, perdagangan tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kini orang menyebutnya revolusi industri 4.0. “Segala sesuatunya berhubungan dengan internet. Hampir semua aktifitas mengandalkan internet,” ujar Ketua DPD HKTI Sumbar ini.
Feri menuturkan, di era sekarang perdagangan masuk ke pasar digital atau online. Banyak orang berupaya mendapatkan keuntungan lewat star up.
Ia memprediksi perdagangan online ini ke depan akan berkembang semakin pesat. Toko-toko konvensional saat ini sudah banyak yang menutup gerainya, beralih ke perdagangan online. “Kita saat ini memasuki perdagangan digital yang teknologinya adalah internet of things,” tuturnya.
Perdagangan digital ini katanya, di satu sisi akan banyak menghilangkan pekerjaan, tapi di sisi lain akan memunculkan pekerjaan-pekerjaan baru.
Ia menyebut, Indonesia mempunyai potensi besar dalam perdagangan digital, karena jumlah penduduk yang banyak. Indonesia juga memiliki banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Di Sumbar saja, hampir 99 persennya adalah usah kecil dan mikro,” sebutnya.