Ia menyampaikan saat ini nelayan dari desa lainnya di Pariaman berani melaut karena mereka memiliki bagan atau memiliki kapal yang relatif besar namun dirinya pesimis dengan hasil yang didapatkan.
Ia menambahkan dirinya terus menjalin komunikasi dengan nelayan di daerah itu agar mereka tidak memaksakan diri untuk melaut ketika terjadi cuaca buruk dan ombak besar guna meminimalisir terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
Sementara itu, salah seorang nelayan setempat Febry Mahdi Ramadhan (30) mengatakan beberapa dari nelayan di desa tersebut terpaksa harus melaut karena faktor ekonomi.
“Nelayan kan banyak yang nekat, mau tidak mau kami harus melaut untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hasilnya kadang mendapatkan ikan, kadang tidak ada,” ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kondisi gelombang laut di perairan Sumbar pada 12 sampai 18 Agustus 2024 diprediksi mencapai 2 meter. Bahkan di Kabupaten Pesisir Selatan ketinggian gelombang laut bisa mencapai 2,5 meter. Sedangkan angin bergerak dari Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan hingga 15 knot. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dan angin kencang untuk 13 dan 14 Agustus 2024. (rdr/ant)