PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Pariaman, Sumatera Barat optimis permasalahan kelebihan daya tampung yang dialami oleh lembaga tersebut tidak menjadi hambatan bagi pihaknya untuk menjalankan program pembinaan.
“Alhamdulillah selama ini (memimpin Lapas Pariaman hampir tiga tahun) tetap kondusif, saya bersyukur,” kata Kepala Lapas Klas II B Pariaman Effendi usai penyerahan surat keputusan remisi terhadap warga binaan di Pariaman, Sabtu.
Ia mengatakan untuk membina ratusan warga binaan tersebut Lapas Pariaman memfokuskan kegiatan keagamaan bahkan memiliki motto ‘Masuk Napi Keluar Da’i’. Karena program keagamaan tersebut mengubah wajah Lapas Pariaman menjadi religi bahkan masjid yang ada di dalam lembaga tersebut dipenuhi warga binaan saat pelaksanaan shalat.
Karena program keagamaan tersebut sebanyak 416 warga binaan yang diusulkan untuk mendapatkan remisi pada tahun ini dikabulkan 100 persen oleh pemerintah bahkan satu diantaranya langsung bebas.
“Alhamdulillah semuanya disetujui untuk mendapatkan remisi,” katanya.
Ia mengungkapkan program keagamaan yang diusung oleh Effendi tersebut berjalan efektif di Pariaman karena menurutnya daerah itu dan sekitarnya memiliki religi yang kuat.
Ia menyebutkan daya tampung Lapas Pariaman hanya sekitar 170 orang sedangkan jumlah warga binaan di lembaga tersebut mencapai 576 orang atau terjadi kelebihan kapasitas sekitar 300 persen.
“Warga binaan terbanyak di Lapas Pariaman yaitu berkaitan kasus narkoba,” ujar dia.
Menurutnya jika pihaknya meminta adanya pembangunan Lapas atau rumah tahanan (Rutan) baru di daerah itu maka belum tentu menyelesaikan masalah karena melihat tingginya angka kriminalitas di Indonesia.
“Bisa jadi Lapas dan Rutan baru tersebut juga penuh,” kata dia.
Sementara itu, Penjabat Walikota Pariaman yang juga Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Roberia mengatakan kondisi kelebihan kapasitas di Lapas tidak saja terjadi di daerah itu namun juga di seluruh daerah di Indonesia.
Ia mengapresiasi Lapas Pariaman karena bisa menjalankan program keagamaan sehingga masjid dipenuhi oleh warga binaan saat melaksanakan shalat.
Selain itu juga ada tulisan motivasi di dinding Lapas guna mengajak warga binaan mendekatkan diri kepada Allah SWT. (rdr/ant)