Ia menyampaikan meskipun kapasitas mesin tersebut belum mengakomodir produksi sampah di Kota Pariaman yang mencapai 50 ton sampai 70 ton per hari, namun hal itu sudah membantu daerah tersebut menangani sampah.
“Belum mampu mengakomodir semua, tapi sudah menolong. Selain itu ekonomi masyarakat juga akan tumbuh karena sampah ini jika dikelola maka bisa menjadi Rupiah,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa selama ini sampah memang menjadi permasalahan di Kota Pariaman karena produksinya yang besar namun hanya bisa dibuang tanpa diolah di tempat pembuangan. Sehingga, menurutnya dengan adanya DPU tersebut maka daerah itu sudah terbantu bahkan berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ia meminta kepada Kemen-LHK diselenggarakan pelatihan terhadap pegawai di dinas tersebut serta warga setempat untuk mengoperasikan mesin itu sebelum alat itu dioperasikan. Ia juga meminta PDU tersebut diresmikan oleh Menteri LHK RI sekaligus melihat hutan mangrove yang ada di daerah itu. (ant)