“Sejak saat itu, korban dinyatakan hilang oleh pihak keluarga. Bahkan masyarakat ikut membantu mencari keberadaan korban sebelum akhirnya ditemukan meninggal di dalam parit,” katanya.
Saat ditemukan, ungkap Arvi, kondisi jasad korban sudah membusuk dengan kepala terbenam dalam lumpur parit.
“Meski demikian, kami masih bisa mengenali jasad korban dan dipastikan itu jasadnya dari hasil serangkaian tes dan identifikasi, korban ditemukan dalam jarak 100 meter dari kediamannya,” ungkapnya.
Usai dievakuasi, polisi tidak melakukan autopsi terhadap jasad Putra Harianto karena ditolak oleh pihak keluarga. “Pihak keluarga menolak (autopsi), mereka menerima dengan ikhlas.”
“Kami juga tak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh pemuda yang tewas tersebut. Jasad sudah dikuburkan pada hari itu juga, di malam harinya,” tuturnya. (rdr-008)