Pemko Pariaman Dorong Penanganan Stunting lewat Swadaya Masyarakat

Tidak hanya pemerintah namun masyarakat pun dibawa ikut serta menangani stunting di Kota Pariaman

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit. (ANTARA/Aadiaat M. S.)

PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat meningkatkan peran masyarakat untuk membantu menangani kasus stunting karena berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 daerah itu berada pada angka 18,4 persen.

“Saat ini sudah ada penanganan stunting melalui swadaya masyarakat yaitu di Desa Marabau, Kecamatan Pariaman Selatan,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Minggu.

Ia mengatakan di desa tersebut terdapat anak dari keluarga miskin yang menghuni rumah tidak layak huni yang kediamannya tersebut dilakukan renovasi oleh organisasi perempuan Minang Indo Jalito Peduli.

Menurutnya peran dari organisasi tersebut besar karena rumah yang tidak layak huni menjadi salah satu faktor terjadi stunting pada anak.

Oleh karena itu ia berharap masyarakat terus ikut serta menangani stunting di daerah itu baik dengan membantu merenovasi rumah maupun menjadi bapak asuh.

“Tidak hanya pemerintah namun masyarakat pun dibawa ikut serta menangani stunting di Kota Pariaman,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya terus menggiatkan monitoring lapangan untuk mengintervensi anak yang mengalami stunting. Setidaknya pihaknya melaksanakan 70 persen intervensi sensitif dan 30 persen intervensi spesifik.

Ia menjelaskan intervensi sensitif dilakukan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting guna membenahi lingkungan anak beresiko sedangkan intervensi spesifik dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk menangani penyakit yang dialami oleh anak resiko.

Ia menyampaikan angka stunting di Pariaman berdasarkan SSGI mengalami penurunan dari 20,3 pada 2021 menjadi 18,4 pada 2022.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat memfokuskan menangani 588 anak berisiko stunting pada 2023 dari 6.356 anak usia bawah lima tahun (Balita) yang ada di daerah itu.

“Itu data kondisi di bulan November. Tapi datanya dinamis bisa berubah, namun ini menjadi target penanganan kami pada 2023,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman.

Ia mengatakan pada Januari 2023 Pemkot Pariaman hingga tingkat desa dan kelurahan akan menyelesaikan permasalahan stunting di di daerah itu di masing-masing desa dan kelurahan berdasarkan penyebabnya. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version