Ratusan Anak Stunting dari Keluarga Miskin di Pariaman Sudah Punya Bapak Asuh

Ada 603 anak berisiko stunting di Pariaman, 159 anak di antaranya berasal dari keluarga miskin sehingga memerlukan bapak asuh guna membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Wali Kota Pariaman Genius Umar (kiri) secara simbolis memberikan bantuan makanan, susu, dan biskuit kepada keluarga anak berisiko stunting saat peluncuran Bapak Asuh Anak Stunting di Pariaman. (ANTARA/HO-Diskominfo Pariaman)

Wali Kota Pariaman Genius Umar (kiri) secara simbolis memberikan bantuan makanan, susu, dan biskuit kepada keluarga anak berisiko stunting saat peluncuran Bapak Asuh Anak Stunting di Pariaman. (ANTARA/HO-Diskominfo Pariaman)

PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Sebanyak 159 anak berisiko stunting dari keluarga miskin di Kota Pariaman telah memiliki bapak asuh guna membantu keluarga mereka memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup.

“Ada 603 anak berisiko stunting di Pariaman, 159 anak di antaranya berasal dari keluarga miskin sehingga memerlukan bapak asuh guna membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Sabtu.

Ia mengatakan penerapan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sebelumnya telah dilaksanakan di Pariaman namun hanya dilakukan melalui pihak provinsi sehingga realisasinya belum maksimal.

Oleh karena itu, lanjutnya tahun ini program tersebut diikuti oleh pihak pemangku berkepentingan di Pariaman mulai dari Pemerintah Kota Pariaman, instansi vertikal, badan usaha milik negara dan daerah hingga swasta.

Ia menyampaikan bantuan tersebut diberikan setiap bulannya selama enam bulan yang penyalurannya dilakukan oleh bidan desa setempat dan pemeriksaan kondisi kesehatan anak dilakukan secara berkala.

“Bidan desa yang akan melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap anak berisiko stunting dalam hal memberikan pemberian makanan tambahan,” katanya.

Bantuan yang diberikan oleh bapak asuh yaitu berupa telur dan susu sedangkan Dinas Kesehatan Pariaman juga memberikan biskuit untuk anak tersebut.

Sedangkan untuk anak berisiko stunting lainnya yang tidak mendapatkan BAAS berasal dari keluarga mampu namun kurang mendapatkan edukasi terkait perawatan dan gizi anak.

“Oleh karena itu kami memberikan edukasi kepada mereka terkait bagaimana pola mengasuh dan pemberian asupan gizi yang baik untuk anak,” ujarnya.

Ia mengatakan penanganan stunting merupakan salah satu fokus pemerintah daerah itu karena dapat mengganggu pertumbuhan generasi penerus bangsa.

Terpisah, Wali Kota Pariaman Genius Umar mengatakan penanganan stunting merupakan tugas bersama karena menjadi persoalan serius secara nasional.

“Bahkan Presiden menekankan hal ini kepada setiap daerah. Oleh karena itu, kita harus berkomitmen secara moral untuk menurunkan angka stunting agar bisa menuju zero stunting di Pariaman,” ujarnya.

Menurutnya dengan kolaborasi lintas pemangku kepentingan di Pariaman maka dapat menjadi daya dorong bagi percepatan penurunan angka di daerah itu.

Bapak asuh 159 anak tersebut yaitu wali kota 4 anak, wakil wali kota 3 anak, sekretaris daerah 2 anak, Kapolres 4 anak, Dandim 3 anak, dan Kajari 3 anak, Pengadilan Negeri 2 anak, dan Pengadilan Agama 2 anak.

Selanjutnya DPRD 20 anak, OPD 57 anak, BPS 2 anak, BPJS Kesehatan 2 anak, BPJS Ketenagakerjaan 2 anak, KPP Pajak Pratama 2 anak, Lapas Kelas IIB 2 anak, dan lainya akan dibagi untuk BUMN/BUMD dan swasta. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version