PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Kapal perang bekas KRI Teluk Bone 511 yang diangkut dari Surabaya yang rencananya dijadikan sebagai museum diperkirakan sampai di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) sekitar akhir September 2023.
“Kemarin KRI Teluk Bone 511 berada di Lampung diperkirakan jika cuaca baik maka kapal tersebut sampai Pariaman seminggu lagi (26/9/2023),” kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Pariaman, Afwandi, Selasa (19/9/2023).
Ia mengatakan, kapal tersebut dibawa dari Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) sekitar satu bulan lalu dengan cara ditarik dengan kapal khusus dengan kecepatan sekitar dua knot sehingga membutuhkan waktu lebih lama sampai di Kota Pariaman.
Apalagi, katanya, dalam pelayaran ke Pariaman KRI Teluk Bone 511 terkendala cuaca buruk sehingga dapat menghambat perjalanan yang jika dipaksakan akan berpengaruh pada kondisi kapal tersebut.
Ia menyebutkan, dana penarikan kapal tersebut ke daerah yang dikenal Kota Tabuik itu sebesar Rp2 miliar yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pariaman.
Rencananya, kapal tersebut akan dijadikan museum guna menarik kunjungan wisatawan ke Pariaman. Selain itu posisinya akan memperkuat Monumen Angkatan Laut RI yang ada di Pantai Gandoriah.
“KRI Teluk Bone 511 akan diletakkan di dekat lokasi pembangunan Masjid Terapung,” katanya.
Ia mengungkapkan, awalnya Pariaman mendapatkan KRI Teluk Ratai namun saat masih dalam proses hibah kapal tersebut karam sehingga sebagai gantinya daerah itu mendapatkan KRI Teluk Bone 511.
Ia belum bisa memastikan adanya kegiatan khusus untuk penyambutan kedatangan kapal tersebut di Pariaman karena menunggu arahan dari Wali Kota, Genius Umar dan Wakil Wali Kota (Wawako)Pariaman, Mardison Mahyuddin.
KRI Teluk Bone 511 merupakan salah satu kapal perang TNI AL jenis Landing Ship Tank dan merupakan eks kapal perang Amerika Serikat (AS) USS Iredell County (LST-839).
Selama berada pada Amerika Serikat kapal tersebut pernah dilibatkan Perang Dunia II pada 1945-1946 dan perang Vietnam pada 1966-1970.
Pada Juli 1970 kapal perang tersebut diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia yang kemudian dinonaktifkan pada 2019. (rdr/ant)