Tradisi Manjalang Buya Lubuak Landua Diapresiasi, Bupati Pasbar: Harus Diwariskan ke Anak Cucu

Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat Hamsuardi-Risnawanto saat menghadiri tradisi "manjalang" atau mengunjungi Buya Lubuk Landur setelah Idul Fitri 1445 Hijriah, Rabu (17/4/2024). Antara/Altas Maulana.

SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengapresiasi dipertahankannya tradisi “Manjalang” atau Mengunjungi Buya Lubuak Landua setelah Idul Fitri 1445 Hijriah sebagai tradisi mengunjungi surau atau mushala yang dijadikan tempat pengembangan agama Islam sejak dahulu kala.

“Tradisi ini harus diwariskan hingga anak cucu kemenakan kedepannya. Tradisi ini diadakan setiap hari keenam setelah Idul Fitri. Sampai saat ini tradisi masih tetap bertahan,” kata Bupati Pasaman Barat Hamsuardi di Simpang Empat, Rabu.

Menurutnya tradisi itu dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menghormati Syeh Lubuak Landua.

Sebab, katanya Jorong Lubuak Landua ini menjadi salah satu pusat pengembangan agama Islam di Pasaman Barat. Sejak Islam masuk ke Nagari Aua Kuniang, boleh dikatakan pusat Islam Pasaman Barat terletak di Jorong Lubuak Landua.

Acara adat ini dilaksanakan di Surau (Mushala) Buya Lubuak Landua yang biasanya diadakan pada hari ke enam pasca lebaran.

Surau ini didirikan oleh Buya Lubuak Landua yang dimanfaatkan masyarakat selain untuk beribadah sehari-hari juga untuk basuluak pada waktu-waktu tertentu.

“Tradisi ini terus dijaga dari generasi ke generasi berikutnya di daerah Lubuak Landua,” sebutnya.

Ia berharap, kekompakan seperti ini di bawah bimbingan ninik mamak, tradisi “Manjalang” Buya Lubuak Landua setelah puasa anam masih dilaksanakan hingga hari ini.

Kegiatan itu diawali dengan iringan jalan kaki dari bundo kanduang (kaum perempuan) yang menjunjung jamba atau makanan diikuti oleh bupati, wakil bupati, anggota DPRD, ninik mamak, KAN, alim ulama unsur masyarakat adat dan pihak terkait lainnya.

Apalagi, katanya, kegiatan keagamaan yang dilakukan di Surau Lubuak Landua juga selaras dengan program pemerintah daerah setempat. Seperti hafiz Al Qur’an, mengaji setiap rumah di Pasaman Barat.

“Magrib mengaji dan Hafiz Al-Qur’an untuk anak- anak SD dan SMP diharapkan bisa berjalan dengan baik di daerah ini,” katanya

Anggota DPRD Pasaman Barat Yulhendri Dt Putiah mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aua Kuniang yang telah mempercayai dirinya dan beberapa rekannya sebagai perwakilan rakyat.

Ia memohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan terutama setelah menjalani bulan Ramadan.

“Semoga kita semua seperti terlahir kembali dalam keadaan suci. Banyak salah dan kekhilafan yang kita perbuat, Saat inilah waktu yang tepat bagi kita untuk saling maaf memaafkan,” ucapnya.

Perwakilan Keluarga Buya Lubuak Landua Alwindra menyebutkan bahwa rangkaian kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

Ulama terdahulu meninggalkan contoh terbaik bagaimana pemerintahan dan kemasyarakatan selalu beriringan dengan keagamaan. (rdr/ant)

Exit mobile version