Sementara, Pesisir Selatan adalah daerah dengan topografi yang sulit untuk dijangkau. Ia memiliki garis pantai sepanjang 246 Kilometer yang dilewati 22 sungai besar, dengan kepadatan penduduk 78,93 jiwa per Kilometer per segi.
Meski begitu, ia mengaku pihaknya tetap mengoptimalkan seluruh peralatan dan personil yang ada. Karena itu, ia berharap KSB sebagai ujung tombak dapat bekerja maksimal di tengah keterbatasan. “Tentu hendaknya harus jadi perhatian bersama, sehingga mitigasi bencana lebih efektif,” ujarnya.
Berdasarkan pemetaan rawan bencana, Pesisir Selatan sangat rentan dengan potensi banjir dan longsor. Dari pemetaan per kecamatan, potensi banjir paling tinggi terdapat di Kecamatan Lunang, Lengayang, Ranah Ampek Hulu Tapan, Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan IV Jurai.
Sedangkan kecamatan dengan kerawanan longsor paling tinggi adalah Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Ranah Pesisir, Ranah IV Hulu Tapan dan Basa Ampek Balai Tapan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Jambi. “Itu adalah pemetaan yang dibuat pada 2020,” sebutnya.
Sebelumnya, Stasiun Klimatologi Padang Pariaman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan 2021 pada November ini, dengan kategori menengah dan tinggi. Dari prakiraan itu, Pesisir Selatan termasuk salah satu daerah di Sumbar dengan tingkat potensi banjir cukup besar, selain Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai, Agam Bagian barat, Kota Padang. (ant)