PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat menyiapkan pelbagai langkah mitigasi bencana mengantisipasi dan mengurangi dampak La Nina, sekaligus tindak lanjut SK Gubernur tentang siaga bencana.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD, Doni Boy di Painan, Rabu, menyampaikan pihaknya telah membentuk kelompok siaga bencana (KSB) di tiap nagari (desa adat) dan membuat peta potensi kerawanan bencana berbasis kecamatan. “Sebagai tindak lanjut SK gubernur, kami melalui Pusdalops telah menyampaikan bentuk mitigasi pada pemerintah provinsi,” ujarnya.
Sebagai antisipasi dampak La Nina, Gubernur Mahyeldi menerbitkan SK bernomor 360/51/BPBD/2021) tentang penetapan status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah Sumbar. Penetapan tersebut mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam yang diprediksi akan terus terjadi sampai awal Desember 2021. Status siaga bencana sendiri ditetapkan hingga 31 Desember 2021
Doni melanjutkan daerahnya juga menyiapkan posko siaga bencana. Selain itu, sosialisasi potensi kerawanan bencana di tiap nagari melalui KSB, sehingga masyarakat siap jika terjadi bencana. “Kendala saat ini, dari 182 KSB yang telah dibentuk, hanya 34 KSB yang aktif. Salah satu pemicu adalah minimnya pembiayaan,” ujarnya.
Selain itu jumlah posko siaga bencana dan peralatan pun belum memadai, menurutnya, Pesisir Selatan harus punya 15 posko, sesuai jumlah kecamatan yang ada, namun yang tersedia kini hanya empat posko saja. Terkait dengan peralatan yang minim, imbuhnya masing-masing posko hanya tersedia satu perahu dan tidak ada kenderaan taktis, sehingga mobilisasi personil dan peralatan menjadi lambat.