Gejala penurunan produksi juga terjadi pada komoditi bawang merah yang hanya sebesar 1.463 Kilogram sepanjang 2022, dari biasanya 1.715 Kilogram selama periode 2021.
Sementara produksi telur ayam buras di daerah berjuluk ‘Negeri Sejuta Pesona’ itu tercatat sebanyak 337.583 butir selama pada 2022. Telur ayam kampung 861.099 butir dan telur bebek 1.196.567 butir.
Di tempat terpisah, Rosmiati (56) salah seorang pedagang cabai di Pasar Inpres Painan menyampaikan harga cabai merah mengalami penurunan dari Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram.
Kondisi serupa juga dialami cabe rawit dari Rp40 ribu per Kilogram menjadi Rp35 ribu per Kilogram. Kenaikan justeru terjadi pada bawang merah dari sebelumnya Rp24 ribu per Kilogram kini Rp30 ribu per Kilogram.
“Bawang putih juga mengalami kenaikan harga. Ini sudah terjadi sejak lima hari lalu,” sebutnya.
Sementara Gusmiati (48) salah seorang pedagang telur mengonfirmasi terjadinya kenaikan harga rata-rata Rp5 rupiah per karpet sejak empat hari terakhir, mulai dari telur ayam buras, ayam kampung maupun telur itik.
Kenakan dipicu kelangkaan pasokan dari daerah sentra produksi. Sebagian besar telur ayam buras dan ayam kampung yang beredar di Pesisir Selatan berasal dari luar daerah.
“Ya, dari Payakumbuh. Ada yang ngantar. Kalau telur itik dari Bayang,” tuturnya.
Untuk harga beras masih relatif stabil seperti PB 42 yang masih terpantau Rp12 ribu per Kilogram sejak satu bulan terakhir. Varietas sokan dan bakwan masing-masing Rp13 ribu per Kilogram.
Stabilitas harga tersebut sejalan dengan masih berlangsungnya panen hampir di semua kecamatan. Kenaikan harga justeru diperkirakan terjadi setelah lebaran Idul Fitri, seiring habisnya masa panen.
“Kami yakin perubahan harga tidak akan banyak terjadi hingga lebaran nanti,” ujarnya. (rdr/ant)