BATUSANGKAR, RADARSUMBAR.COM – Daerah layanan sampah di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat baru mencapai 33 persen, dari 75 nagari hanya 25 yang mampu dilayani pengangkutan sampahnya.
“Pengangkutan sampah itupun masih terbatas pada kawasan Kota Batusangkar, 15 pasar tradisional dan beberapa daerah strategis,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Dinas Perkim LH) Tanahdatar Nofi Hendri di Batusangkar Selasa.
Ia mengatakan, sementara untuk tingkat pengelolaan sampah Kabupaten Tanahdatar baru mencapai 53,28 persen dari 98 persen target pengelolaan sampah yang telah ditetapkan kebijakan strategis daerah (Jakstrada).
Keterbatasan pengangkutan sampah tersebut tidak terlepasnya dari kekurangan tenaga operasional dan prasarana pendukung seperti alat pengangkut.
Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah dan mencapai target pengelolaan sampah sesuai Jakstrada tersebut, pihaknya sangat membutuhkan penambahaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah.
Diantaranya sarana pewadahan sampah, seperti tempat sampah terpilah dan kontainer, sarana pengumpulan sampah seperti becak motor, mesin pemilah sampah, teknologi pengolahan sampah organik, mesin ayakan kompos, mesin pencacahan organik, dan lainnya.
Ia mengaku, saat ini dalam melakukan pengurangan sampah di Tanahdatar pihaknya telah menerapkan circular ekonomi melalui beberapa kegiatan.
Diantaranya pengolahan sampah organik melalui komposter, budidaya maggot, dan penimbangan sampah organik yang bernilai ekonomis di bank sampah.
“Saat ini di Tanahdatar telah memiliki 14 kelompok budidaya maggot, dan telah memiliki 23 bank sampah. Namun karena kurang biaya hanya lima unit yang beroperasi secara aktif,” kata dia. (rdr/ant)