Dapat memenuhi keinginan fans merupakan satu hal, tetapi tentunya, para artis dan manajemen artis juga memiliki harapan terhadap para fansnya. Kualitas fans yang berbeda-beda tidak lepas dari pengetahuan dan pemahaman mereka atas apresiasi seni.
Hal ini diutarakan oleh Denison Wicaksono yang mewakili Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Hal mendasar dalam hubungan antara musisi dan fans adalah apresiasi, dan hal ini memang diajarkan dalam kurikulum pendidikan musik di sekolah. Seiring perkembangan waktu dan teknologi, memang diperlukan adanya pengayaan kurikulum musik, dan ini yang sedang kami lakukan. Masukan dari para praktisi di bidang musik tentunya sangat kami butuhkan untuk membuat kurikulum pendidikan musik menjadi lebih baik lagi,” paparnya.
Denison juga melihat bahwa peran artis atau musisi sudah merambah sebagai influencer bagi masyarakat dengan memanfaatkan popularitas, jumlah dan relasi mereka dengan fansnya. Seperti yang dilakukan oleh Kemendikbudristek bersama Slank untuk mensosialisasikan program ‘Merdeka Belajar’.
Terkait dengan kualitas fans yang diharapkan, Asana Tiur Tobing melanjutkan, Tulus memiliki perhatian pada masalah edukasi dan lingkungan, dan kami ingin agar visi dan misi musisi juga diadopsi oleh para TemanTulus, sehingga nantinya dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi. Selain, tentunya, menginspirasi para fans.
Rendi Raditya menambahkan, perlu untuk terus mengedukasi fans dengan misi visi musisinya agar bisa berjalan bersama. Tugas kami adalah bagaimana memastikan karya musik Endah N Rhesa dapat terus relevan bagi fans yang sudah ada dan mereka yang berpotensi menjadi fansnya.
Cara fans berinteraksi dengan Pamungkas dan lagu-lagunya merupakan hal penting untuk diamati bagi Noor Kamil. “Fans ideal itu adalah saat mereka menjadi superfans. Tidak hanya mereka menikmati lagu-lagu yang di-streaming melalui aplikasi, tetapi mereka juga membeli rilis fisik, merchandise, dan tiket untuk hadir di konser,” jelasnya.
Menjembatani Artis dan Fans
Dalam berkomunikasi dengan fans, ternyata kemudahan dan transparansi untuk beinteraksi sangat dibutuhkan, khususnya di era digital saat ini. Hal ini yang memang dicoba untuk difasilitasi Resso, sebagai aplikasi streaming musik yang memasukkan fitur sosial di dalamnya.
“Resso sangat berkomitmen dalam mendukung para artis berinteraksi dengan pengguna. Tidak saja dalam berkomunikasi dengan fans menggunakan fitur komentar yang sudah ada di aplikasi, tetapi juga dalam membantu artis menjangkau fans global, serta memberikan pengalaman mendengarkan musik yang asik bagi pengguna,” jelas Matthew Tanaya.
Fitur lirik Resso yang dapat menampilkan lirik lagu dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Korea, dapat membantu artis untuk memperluas basis penggemar mereka. Sementara fitur my party, akan meningkatkan pengalaman pengguna dalam mendengarkan dan mengapresiasi lagu dari artis favorit mereka.
Selain itu, Resso juga kerap menyelenggarakan acara yang melibatkan artis dan penggemarnya seperti pada acara ‘Listening Party’ saat Raisa meluncurkan albumnya baru-baru ini. Ke depannya, ada harapan dari para pembicara yang hadir akan adanya aplikasi musik digital yang dapat mendukung dan memfasilitasi kebutuhan para manajemen artis lebih jauh terkait fans.
Selain bahasan di atas, ada temuan menarik dalam diskusi kali ini yang semakin mengukuhkan pentingnya memahami hubungan antara artis, manajemen, dan dukungan platform digital, yaitu penggunaan data atau analisa data untuk menentukan strategi.
“Selain gut feeling, kami menggunakan data fans untuk menentukan kota tempat konser diadakan. Pernah kami mencoba mengadakan konser di kota yang berdasarkan data, jumlah fans sedikit. Kami berpikir, kenapa ga dicoba mungkin malah menarik penggemar. Ternyata benar, gak rame,” imbuh Endah Widiastuti.
Kukuh Rizal Afianto menambahkan ada banyak cara untuk mendapatkan data, namun bagaimana mengolah, menganalisa, dan menjadikannya sebagai masukan yang strategis tidaklah mudah dan murah.
Ada tiga hal yang bisa disimpulkan dari diskusi Breakfast with Resso yang berlangsung selama hampir dua jam ini, yang pertama, apresiasi terhadap karya musisi merupakan landasan dari terbentuknya fanbase; kedua, teknologi dan media digital, termasuk media sosial, memegang peran penting bagi manajemen fans; dan ketiga, hubungan yang terbentuk antara artis dan fans harus sama-sama menguntungkan. (*/rdr)