JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Adanya laporan dugaan penganiayaan terhadap siswa atau peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Penerbangan Nusantara (SPN) Dirgantara Batam menambah panjang daftar kekerasan dalam lingkungan sekolah di Indonesia.
Kasus ini terungkap setelah 10 orangtua siswa melapor ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Batam pada 25 Oktober 2021. Ternyata, KPAD Batam dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan serupa sejak 2017 silam.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi tak banyak berkomentar mengenai insiden ini. Ketika insiden tersebut ditanyakan kepada pihak Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi tidak banyak berkomentar. Menurut dia, lembaga pendidikan tingkat SMA dan SMK berada di bawah tanggungjawab provinsi, dalam hal ini Pemprov Kepri.
“SPN (Dirgantara) ini level apa ya (provinsi). Tolong bedakan mana yang warga Batam dan mana lembaga pendidikan di Batam. Kalau pendidikan ini kan sudah ada yang membawahi,” ujar Rudi di Kantor DPRD Kota Batam, Kamis (18/11/2021), seperti dikutip dari Tribun Batam.
“Sebaiknya tanya ke pak Gubernur, karena ini bukan sekali terjadi. Saya rasa mereka lah yang berwenang atas masalah ini,” lanjut Rudi.
Bukti video dan foto siswa dipenjara dalam sekolah, dianiaya, diborgol, dirantai
Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kota Batam Abdillah mengatakan, menurut kesaksian pelapor, kekerasan yang dialami siswa SPN Dirgantara berupa pemenjaraan dalam sel tahanan dan tindak aniaya seperti ditampar dan ditendang.
“Korban tidak hanya mendapat kekerasan fisik tapi juga pemenjaraan bahkan sampai berbulan-bulan,” ujar Ketua KPPAD Kota Batam, Abdillah, ketika dihubungi pada Kamis (18/11/2021), seperti dikutip dari Tribun Batam.
KPPAD Batam juga menerima bukti satu video dan 15 foto dugaan penganiayaan siswa di sel tahanan sekolah. Dalam bukti foto tersebut termuat gambar empat berada dalam sel tahanan yang sempit beralas karpet biru, dan hanya ada satu dipan tanpa alas kasur. Selain itu, foto dan video juga menunjukkan beberapa siswa dalam kondisi diborgol dan dirantai dengan tidak manusiawi. Peserta didik lainnya tampak dalam foto berada di sel tahanan sekolah sambil mengenakan baju tahanan berwarna oranye.