Menurutnya, pihaknya telah cukup mengantisipasi para pengungsi dari Rohingya ini. Sebab, pihaknya bertugas mengawasi Kamtibmas di antara para pengungsi dan masyarakat sekitar.
“Situasi Kamtibmas di antara mereka sendiri berjalan dengan baik, artinya tak ada perkelahian, pem-bully-an dan konflik sekitar. Itu tugas pertama kita dan sudah terlaksana dengan baik. Tak ada konflik seperti itu,” ucapnya.
Dia menyatakan, permasalahan kabur ini berada di luar konteks, apalagi tujuan utama mereka bukan ke Indonesia melainkan Malaysia, Australia, atau mereka berharap dapat menjadi warga negara Amerika.
Terkait hal ini, ia menyebutkan ke depannya pihaknya akan melakukan pembinaan dan berkoordinasi dengan IOM dan UNHCR yang bertugas mengurus pengungsi yang di Pekanbaru.
“Kami berharap pengungsi yang lari kembali didapatkan dan diberi pembinaan. Selanjutnya kita serahkan kepada UNHCR terkait mekanisme sanksi apa yang diberikan,” katanya.
Sebelumnya sebanyak 119 pengungsi Rohingya di Aceh dipindahkan ke Pekanbaru pada Rabu (18/5/2022). Penambahan tersebut artinya tercatat ada 978 pengungsi dari berbagai negara berada di Pekanbaru. Pengungsi tersebut berasal dari berbagai negara seperti Afganistan, Irak, Iran, Palestina, Somalia, dan Rohingya yang merupakan kelompok etnis di Myanmar. (rdr/ant)