JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan referensi ilmiah untuk kemudian diinisiasi sebagai riset terkait ganja untuk kebutuhan medis.
“(Kami) sedang mencari referensi ilmiah, (kemudian) mendorongnya sebagai satu bagian dari riset, baru melangkah ke standar pelayanan,” kata Adib di sela pembukaan Simposium Asosiasi Dokter Medis Sedunia (World Medical Association) di Westin Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (3/7/2022).
Dia menjabarkan dalam mengusulkan suatu obat atau metode pengobatan dalam satu pelayanan pengobatan, harus ada bukti ilmiah. Proses kajian meliputi kajian literatur maupun riset diperlukan demi keamanan pasien (patient safety).
Prosesnya tidak mudah sebab ada berbagai pertimbangan meliputi efek samping, dosis, aplikasi pada terapi penyakit tertentu sampai kewenangan pemberian obat.
Kemudian terkait informasi yang beredar belakangan mengenai penyakit tertentu yang memerlukan ganja medis untuk pengobatan, Adib berkata ini perlu kajian mendalam.
“Apa (ganja medis ini sifatnya) kausatif (obat bertujuan menghilangkan penyakit, bukan gejalanya) atau adds-on, penambah dari obat-obatan lain. Nah inilah yang sedang kami kaji,” imbuhnya.