LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menggandeng Bhabinkamtibmas Polres Agam dalam menangani konflik satwa liar di wilayah hukum Polres itu, mengingat daerah tersebut habitatnya satwa tersebut.
“Agam habitatnya harimau sumatera, beruang madu, buaya, macan dahan dan lainnya. Habitat tersebut berupa Cagar Alam Maninjau, Taman Wisata Alam Gunun Marapi dan Suaka Margasatwa Malampa Alahan Panjang, Cagar Alam Batang Palupuh dan lainnya,” kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono saat sosialisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAE) bagi aparatur Bhabinkamtibmas lingkungan Polres Agam di Hotel Sakura Syariah Lubukbasung, Senin.
Ia mengatakan, konflik satwa dengan manusia tersebut terjadi setiap tahun di Agam dan pada 2022 sebanyak 11 kejadian konflik satwa dengan manusia yang mengakibatkan satu anak meninggal dunia diduga diterkam buaya muara.
Saat ini pada Desember 2022, tambahnya, konflik harimau sumatera dengan manusia terjadi di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh. Dengan kondisi itu, BKSDA Sumbar mengandeng Bhabinkamtibmas dalam penanganan konflik itu.
BKSDA Sumbar menyosialisasikan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAE) bagi aparatur Bhabinkamtibmas lingkungan Polres Agam. “Sosialisasi yang kita adakan agar Bhabinkamtibmas memahami langkah dan tahapan yang bakal dilakukan ketika adanya konflik,” katanya.
Ia menambah, sosialisasi ini merupakan perdana di Sumbar dan bakal diadakan secara kontinu. Rencana bakal diadakan di Solok, Solok Selatan dan Pasaman dalam memperkuat hubungan silaturahmi dan menjalin kemitraan mengingat jumlah anggota kurang.