JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Anger issues merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat mengendalikan amarahnya. Kemarahan yang muncul bahkan bisa berlebihan, tetapi biasanya dipicu oleh hal tertentu. Jika selalu tidak terkendali, amarah bisa menyakiti diri sendiri dan merusak hubungan dengan orang lain.
Dikutip dari alodokter.com, marah merupakan respons alami terhadap ancaman dan bersifat manusiawi. Semua manusia tentu pernah merasakannya dan untuk beberapa kondisi, marah diperlukan untuk kesehatan mental.
Namun, kemarahan akan menjadi masalah bila tidak dapat dikendalikan atau dikenal juga dengan istilah anger issues. Jika terjadi, hal ini menyebabkan seseorang mengatakan atau melakukan hal-hal yang mungkin akan disesali, bahkan mengganggu kehidupan sosialnya.
Berbagai Gejala Anger Issues
Seseorang yang memiliki anger issues dapat mengalami gejala berupa:
– Mudah marah bahkan hanya karena hal sepele
– Merasa kesulitan mengendalikan amarah yang muncul
– Berperilaku keras atau kasar saat marah
– Menyakiti orang lain baik secara verbal maupun fisik
– Merasa bersalah setelah meluapkan kemarahan
– Memiliki konflik dengan teman atau rekan kerja
Berbagai Penyebab Anger Issues
Kemarahan berlebihan yang dialami seseorang bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi, seperti:
1. Sedang bersedih
Seseorang yang memiliki anger issues mungkin mengalaminya karena sedang bersedih. Alasannya bisa karena ditinggalkan orang yang disayangi, perceraian, atau kehilangan pekerjaan. Kemarahan yang muncul bisa ditujukkan kepada orang yang meninggalkan atau orang yang terlibat dalam kondisi yang dialami.
2. Depresi
Anger issues juga bisa menjadi salah satu gejala depresi. Setiap penderita depresi dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Namun, gejala yang ditunjukkan umumnya berupa cepat marah, sedih terus-menerus, putus asa, tidak bersemangat, bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
3. Obsessive compulsive disorder (OCD)
Gangguan obsesif kompusif (OCD) merupakan gangguan mental yang mendorong penderitanya melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang dengan tujuan mengurangi kecemasan di pikirannya.
Rasa marah berlebihan dapat ditunjukkan oleh penderita OCD karena frustrasi terhadap ketidakmampuan untuk mencegah kecemasan tersebut. Penderita OCD juga bisa marah karena ada seseorang atau sesuatu yang mengganggu aktivitas berulangnya.
4. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan sulit memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Kondisi ini biasanya ditunjukkan sejak masa anak-anak dan berlanjut selama hidup seseorang. Selain memiliki anger issues, gejala ADHD lain dapat berupa manajemen waktu dan perencanaan yang buruk.
5. Oppositional defiant disorder (ODD)
ODD merupakan gangguan perilaku yang membuat penderitanya mudah marah, tersinggung, membangkang, dan mendendam. Kondisi ini dapat muncul sejak masa anak-anak hingga dewasa. Gejala yang ditunjukkan juga lebih agresif dibandingkan tantrum.