“Kuncinya kolaborasi dan pencegahan. Kita lebih cepat duluan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, justru El Nino tahun 2023 lebih besar dari tahun 2019 tetapi dampaknya lebih besar pada tahun 2019. Alutsista dan biaya yang dikeluarkan pada tahun 2023 relatif lebih kecil dibandingkan tahun 2019,” ujarnya.
Lebih lanjut Suharyanto mengungkapkan bahwa tantangan ke depan masih panjang dan berat. Awal tahun ini banjir muncul di berbagai daerah.
Dia mengajak para pegawai di lingkungan BNPB untuk bersatu padu dan lebih cepat datang ke lokasi bencana.
Gunung-gunung api aktif banyak yang mengalami erupsi pada akhir tahun 2023 lalu. BNPB saat ini mewaspadai Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur, karena status gunung api tersebut level IV atau awas.
“Ada enam ribu orang pengungsi di situ, tertahan berminggu-minggu, sebelumnya Deputi VI sudah ke sana, nanti saya langsung ke sana,” kata Suharyanto. (rdr/ant)