Sosialisasi ini, katanya melanjutkan, dilakukan pada 10 Oktober kemarin oleh LPA Provinsi Sumbar. Selain sosialisasi, LPA juga memberikan pembekalan kepada para duta. Dan tentunya, bagi para duta anti perundungan ini, pembekalan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka nantinya.
“SMK itu intinya menyiapkan tenaga kerja dan dunia kerja itu membutuhkan tenaga kerja yang memiliki karakter dan sikap yang baik disamping skill.”
“Makanya, kami di SMK Semen Padang mendeklarasikan anti perundungan dan stop kekerasan. Dan ini penting bagi sekolah dan juga semua siswa,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wakil Kurikukum SMK Semen Padang, Desi Selfia. Kata dia, duta anti perundungan ini penting basi sekolah maupun siswa, karena dengan adanya perundungan bisa menyebabkan siswa tidak berkembang dan tentunya ini tidak sesuai dengan profil pancasila.
“Jadi, ini yang digalakkan pemerintah sebenarnya. Dengan program anti bullying ini, mereka yang duta ini bisa mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan, dan setelah itu mereka bisa menyimpulkan apa antisipasi mereka sendiri untuk mengatasi keadaan-keadaan yang mereka lihat,” katanya.
Program anti bullying ini, lanjut Desi, dari siswa untuk siswa. Artinya, ketika siswa yang menjadi duta anti perundungan dan stop kekerasan ini menemukan adanya perundungan dan kekerasan di sekolah, maka siswa tersebut akan mencarikan solusi apa yang terjadi dikalangan mereka masing-masing.
Setelah solusi didapatkan, maka siswa yang menjadi duta ini juga yang akan menggalakkannya solusi yang didapat ke sesama mereka.
“Harapannya, anti bullying dan stop kekerasan ini tidak hanya dapat diterapkan di sekolah, tapi juga di lingkungan tempat tinggalnya,” ujar Desi.
Pemilihan duta ini, sebut Desi, dilakukan melalui angket yang disebar dan dikumpul. Ada beberapa kriteria yang dinilai oleh fasilitas guru yang sebelumnya mengikuti pelatihan untuk program anti bullying ini.
“Kemudian dari angket yang tersebar, didapatlah 30 dari 235 siswa yang ada di SMK Semen Padang,” ujarnya. (rdr)