Berbagai program kerja yang dikembangkan di antaranya klaster ketahanan pangan, pengembangan klaster komoditas unggulan berorientasi ekspor serta pengembangan kelompok subsistem.
“Implementasinya melalui digital farming, promosi perdagangan dan onboarding UMKM,” ujarnya.
Tidak hanya itu BI Perwakilan Sumbar juga mengembangkan UMKM syariah lewat sertifikasi halal bagi 300 lebih UMKM, sertifikasi halal rumah potong hewan hingga pengembangan Sumbar sebagai proyek percontohan kawasan industri halal pertama di Indonesia.
Ia menambahkan untuk pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut pada tahun 2023 diperkirakan berkisar di angka 4,50 hingga 5,3 persen.
“Perkiraan ini lebih baik dari pertumbuhan tahun 2022 sebesar 4,36 persen,” kata Christoveny.
Secara spasial pertumbuhan ekonomi di Sumbar berada pada peringkat kelima di Pulau Sumatra. Namun masih di bawah rata-rata ekonomi regional sebesar 4,50 persen dan nasional 4,94 persen. (rdr/ant)