PADANGPARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Walinagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padangpariaman ingin menjadikan daerahnya tujuan wisata. Bukik Batu Bulek telah lama menjadi daerah rekreasi.
“Pada 2018 kami sudah mengarahkan pembangunan untuk memperlancar akses ke sana. Telah teralokasikan Dana Desa sebesar Rp400.000 untuk Bukik Batu Bulek,”ujar Walinagari Azwar Mardin.
Dia menyebutkan bahwa dari dana itu baru 25 persen sarana jalan dan sarana penunjang di lokasi rekreasi tersebut. Menurut rencana, pada tahun berikutnya dilanjutkan. Namun COVID-19 datang, Dana Desa mengalami refocusing dan dimanfaatkan untuk penangangan COVID-19 dan BLT Dana Desa.
Pada 2020, sebanyak 30 persen Dana Desa tersedot untuk BLT Dana Desa. Juga di 2021. Sementara pada 2022 minimal 40 persen dana desa harus digunakan untuk BLT Dana Desa. “Tentu kami makin terbatas melaksanakan pembangunan fisik,” tegasnya. Untuk kantor saja, nagari sudah kewalahan. Kantor masih terbatas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ruang pertemuan pun akan terasa panas, setelah pertemuan berlansung satu jam saja.
Akibatnya, jalan di Korong Baringin yang berbatasan dengan Agam makin memprihatinkan. Nagari belum bisa mengarahkan dana desa ke sana karena keterbatasan anggaran tersebut. Padahal keberadaan jalan ini cukup penting karena merupakan akses ke ibukota Kabupaten Agam melalui Nagari Garagahan.
Potensi di korong ini cukup besar. Sumber daya alamnya cukup melimpah. Sirtukil dari daerah ini termasuk bagus namun tidak bisa dimanfaatkan untuk III Koto Aur Malintang karena akses jalan tadi. Azwar Mardin juga menginformasikan bahwa nagarinya terpilih sebagai 13 desa terbaik. “Kita diutus mewakili Sumbar, masuk nominasi desa terbaik tingkat nasional di bidang Keterbukaan Informasi Publik,” ujarnya.
Dia menyebutkan kegiatan di nagari bisa dilihat pada channel YouTube nagari yaitu di nagari3kotoauramalofficial. Urusan kependudukan dan lainnya juga bisa dilakukan warga secara online melaui HP mereka. Nagari menggunakan SIPENA online.
Dia menyampaikan pula keluhan Bamus terkait honor mereka. Kini baru bisa dianggarkan Rp750.000 untuk Ketua Bamus. Perangkat termasuk walikorong juga mengharapkan peningkatan kesejahteraan mereka. Kini mereka rata-rata menerima Rp2.200.000 per bulan, sekretaris nagari Rp2.400.000. Sementara walinagari menerima Rp3.250.000 dan jika dihitung-hitung 60 persen dari pendapatan walinagari habis untuk kegiatan kemasyarakatan saja.
Ketua Bamus Nagari III Koto Aur Malintang, Edi Yasmahadi pun merasa gembira dengan kedatangan Senator Leonardy Harmainy ke nagari itu. Besar harapan tertumpang kepada menantu orang Padang Pariaman tersebut. Edi Yasmahadi menyebutkan bahwa III Koto Aur Malintang hanya 8 km dari Lubuk Basung (ibukota Kabupaten Agam), sementara dari ibukota Kabupaten Padangpariaman di Parit Malintang kurang lebih 50 Km.
“Cukup jauh masyarakat kami jika hendak berurusan ke kabupaten. Pak Haji tentu tahu karena ketika Pak Anas Malik jadi Bupati Padangpariaman, Bapak telah ikut membangun Padangpariaman. Saya ingat ketika Bapak membangun jalan Batu Basa ke Lubukbasung,” ungkapnya.