Oleh: Rizqi Rayyan – Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Brawijaya
Kemajuan Artificial Intelligence (AI) merupakan topik yang paling hangat akhir-akhir ini, hanya dalam beberapa bulan saja, peluncuran chatbot tampaknya telah mengguncang dunia di berbagai bidang, sekaligus menawarkan peluang baru yang menarik dan juga menimbulkan beberapa potensi yang berbahaya.
Teknologi AI mengancam sistem pendidikan tinggi di seluruh dunia karena para siswa dengan cepat belajar mengambil jalan curang atau jalan pintas dengan menggunakan AI dalam mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
Hal ini juga mulai mengancam industri kreatif dengan merek-merek besar bahkan beberapa sudah memanggkas staf dan menggantikan manusia dengan AI untuk menulis konten mereka.
Jadi, meskipun potensi untuk mengotomatisasi dan meningkatkan efisiensi tidak dapat disangkal, pertumbuhan pesat dalam kecerdasan buatan menimbulkan pertanyaan etika yang penting seperti perpindahan pekerjaan atau gangguan pengalaman akademis.
Pengaruh AI Terhadap Pendidikan Tinggi
Chat GPT adalah program komputer yang diluncurkan pada bulan November 2022 di mana Anda melakukan semacam percakapan dengan robot yang menyimpan semua informasi yang diketahui manusia sampai tahun 2021.
Chatbot ini dapat meringkas buku, menyusun ulang tulisan, dan bahkan dapat menjelaskan teori mekanika kuantum dengan cara yang bahkan dapat dipahami oleh anak SD.
Chat GPT diprogram untuk dapat menghasilkan respons baru berdasarkan apa yang telah dipelajari sejauh ini.
Yang lebih menarik lagi, salah satu keunggulan GPT adalah ia mampu meringkas dan menafsirkan ulang teks.
Anda dapat memintanya untuk menguraikan karya Shakespeare dalam esai 10 halaman atau menulis disertasi tentang persamaan antara mitologi Yunani kuno dan Marvel Cinematic Universe.
Hal ini jelas memberikan siswa alat yang sangat ampuh untuk memanipulasi celah dalam sistem penilaian akademik.
Kenyataan bahwa hal ini telah menimbulkan begitu banyak kontroversi di sekolah-sekolah dan universitas-universitas hanya memperlihatkan betapa dangkal dan ketinggalan zamannya sistem pendidikan sekolah formal saat ini.