MANINJAU, RADARSUMBAR.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sekitar lima ton benih ikan di Danau Maninjau mati akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang melanda daerah itu sejak Senin (27/2/2023).
“Kematian ikan itu tersebar di beberapa petak keramba jaring apung dengan ukuran empat sampai enam centimeter,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira di Lubukbasung, Jumat.
Ia mengatakan tingginya mortalitas atau kematian benih ikan dalam keramba jaring apung tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor alam atau lingkungan dan faktor benih itu sendiri.
Faktor alam atau lingkungan terutama akibat kualitas air danau yang sudah semakin memburuk yang ditandai dengan warna air yang selalu hijau dan masih seringnya terjadi badai di sekitar danau yang menyebabkan terjadinya pembalikan massa air atau upwelling.
Dengan kondisi itu, sehingga sedimen kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang tinggi kandungan amonianya naik ke permukaan. Sedangkan faktor benih antara lain adalah kualitas induk atau benih ikan yang mulai menurun, karena mayoritas induk ikan yang digunakan sudah bukan induk unggul lagi.
“Ini berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan penyuluh perikanan Kecamatan Tanjungraya, Bidang Budidaya dan Perikanan Tangkap pada Kamis (2/3),” katanya.
Ia mengimbau pembudidaya ikan sudah saatnya melakukan aktivitas budidaya ikan di keramba jaring apung memperhatikan daya dukung danau yakni, mengurangi padat tebar.